kendali seharusnya berada di tangan pusat, lalu disinergikan oleh pemda
Depok (ANTARA) - Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI)
menilai masih ada ego sektoral dan perbedaan pengambilan kebijakan dalam koordinasi penanganan COVID-19 antara lembaga, kementerian dan pemerintah daerah sehingga menghambat penanganan COVID-19.

"Kami menilai dalam hal penanganan wabah yang sifatnya nasional, kendali seharusnya berada di tangan pusat, lalu disinergikan oleh pemda,” tegas Ketua Umum ILUNI UI Andre Rahadian dalam keterangannya yang diterima di Depok, Jawa Barat, Kamis.

Ia pun mengemukakan solusi konsep kepemimpinan berbasis lokal yang mendorong semua pemangku kepentingan memaksimalkan solidaritas.

Baca juga: Iluni UI bantu 4.050 paket sembako dan APD tenaga medis

Skenario tersebut dilakukan dengan variasi model-model yang menyesuaikan kultur lokal. Sehingga penanganan perang menghadapi COVID-19 dapat bersifat menyeluruh dan terpadu.

“Konsep kepemimpinan berbasis lokal ini telah kami sajikan secara rinci didukung berbagai pendapat pakar dalam kertas kerja rekomendasi penanganan COVID-19 dari Iluni UI,” jelas Andre.

Selain itu, Andre juga berpendapat perlunya evaluasi substansial dalam aspek pemerintahan di bidang kesehatan demi kepentingan publik. Evaluasi tersebut terutama menyangkut perlindungan dan keselamatan tenaga kesehatan.

“Iluni UI melihat keselamatan tenaga kesehatan merupakan hal yang krusial dalam penanganan pandemi. Mereka adalah benteng terakhir penanggulangan pandemi COVID-19,” kata dia.

Baca juga: ILUNI FHUI: RUU Cipta Kerja harus relevan dengan kondisi "new normal"

Andre juga menyampaikan keprihatinannya akan banyaknya tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19. Pada bulan Juli saja, jumlahnya telah mencapai lebih dari 800 kasus di seluruh Indonesia.

Untuk itu, dia memandang perlunya upaya yang keras dan strategis dari pemerintah untuk melindungi tenaga kesehatan.

"Salah satunya dengan memastikan ketersediaan APD bagi seluruh tenaga medis di berbagai rumah sakit di Indonesia,” sebut Andre.

Ia juga menyatakan Iluni UI telah berkomitmen untuk membantu penyediaan APD, salah satunya dengan menyalurkan donasi dari banyak korporasi untuk penyediaan APD di berbagai rumah sakit rujukan COVID-19.

Lebih lanjut, Iluni UI juga mengingatkan segenap komponen bangsa untuk waspada dan bersama-sama menghadapi ancaman resesi ekonomi global.

Baca juga: Alumni UI berikan bantuan penyintas banjir senilai Rp250 juta

“Beberapa negara maju seperti Amerika dan Korsel telah diumumkan terkena resesi, bahkan negara tetangga kita Singapura,” kata dia.

Dia juga menganjurkan adanya integrasi kebijakan melalui tata kelola pemerintahan yang solid dan profesional untuk mengatasi ancaman resesi global tersebut.

Andre juga menyebut bahwa ILUNI UI telah melakukan berbagai diskusi untuk menganalisis permasalahan dan mencari solusi dari ancaman resesi di kuartal ketiga.

“Kami juga memberikan sejumlah rekomendasi ekonomi dalam kertas kerja Iluni UI,” tambah Ketua Tim Kordinasi Relawan Gugus Tugas ini.

Baca juga: Iluni UI siap berpartisipasi cegah dan tanggulangi karhutla di Kalteng

Meski begitu, Iluni UI mengapresiasi inisiatif pemerindah untuk membentuk Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Hal ini menjadi langkah serius pemerintah untuk tetap memperhatikan aspek kesehatan di tengah usaha membangkitkan sektor perekonomian Indonesia.

“Iluni UI akan terus memantau dan memberikan kontribusi melalui berbagai rekomendasi untuk mengawal proses penanganan COVID-19,” kata Andre.

Baca juga: ILUNI ajak relawan bergabung bantu medis dan logistik

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020