Kayuagung, Sumsel (ANTARA News) - Aksi pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggungjawab, marak terjadi di Danau Teluk Gelam, salah satu obyek wisata andalan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan (Sumsel).

Zainal Abidin, salah seorang warga Kayuagung, Jumat, mengaku, merasa sangat kecewa dengan aksi pungli yang diduga dilakukan oleh oknum preman di Danau Teluk Gelam tersebut, karena merusak citra Kabupaten OKI, padahal obyek wisata alam itu telah tenar hingga ke tingkat nasional.

Dia mengaku, dua hari setelah Idul Adha 1430 Hijriah keluarganya dari Prabumulih dan Musi Banyuasin (Muba) menyempatkan diri berlibur ke OKI, karena tertarik dengan berbagai obyek wisata alam yang ada di daerah tersebut.

"Keluarga saya kepingin sekali berekreasi ke Danau Teluk Gelam, sehingga kami pergi beramai-ramai ke lokasi obyek wisata itu dengan naik mobil pribadi," kata dia.

Sayangnya, lanjut dia, saat sampai di pintu masuk Danau Teluk Gelam tiba-tiba muncul pria berpakaian preman langsung menghentikan mobil dikemudikan keluarganya, lalu tanpa basa-basi oknum tidak bersahabat itu meminta uang Rp25 ribu untuk karcis masuk plus Rp10 ribu untuk satu orang penumpang yang ada di dalam mobil.

Merasa uang diminta sangat besar dan angkanya tidak sesuai dengan peraturan daerah (perda) telah ditetapkan Pemkab OKI, Abidin mencoba menanyakan untuk apa uang itu dan kenapa jumlahnya jauh sekali dari ketentuan yang telah ada.

"Ternyata oknum itu tidak mau tahu dan tetap ngotot ingin meminta uang sejumlah tersebut, lalu seandainya tidak dikabulkan kami dilarang masuk ke Danau Teluk Gelam," kata dia lagi.

Tidak ingin ribut, Abidin bersama keluarga besarnya akhirnya memutuskan mengalah dan beralih berekreasi ke Fantasi Island yang ada di Palembang.

"Masuk ke taman mini saja uangnya tidak sebesar itu dan terus terang bukan jumlah duitnya yang saya persoalkan, tetapi tindakan dilakukan oknum preman tersebut, karena bisa merusak citra Kabupaten OKI, apalagi sebentar lagi daerah ini bakal menjadi tuan rumah Jambore Nasional pada 2011," kata dia lagi.

Pengakuan serupa juga diutarakan Anton, warga Kayuagung lainnya yang merasa kesal dengan ulah oknum preman tersebut, karena berbuat sesuka hatinya tanpa memikirkan perasaan orang lain.

"Beberapa waktu lalu mengajak pacar saya ke Danau Teluk Gelam, tetapi di pintu masuk dicegat oknum preman yang langsung meminta uang Rp20 ribu, padahal biasanya karcis masuk ke sana untuk pengunjung membawa sepeda motor hanya Rp1.000 per orang," keluh dia.

Mengingat hal itu, Anton dan Abidin berharap, aparat kepolisian segera menertibkan ulah oknum preman yang meresahkan pengunjung Danau Teluk Gelam tersebut, sedangkan instansi terkait diminta proaktif memantau ke lapangan guna meminimalisir aksi premanisme di lokasi obyek wisata alam itu.

Sementara Kepala Bidang Promosi dan Pemasaran di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan OKI, Kamil, saat dikonfirmasi mengaku, persoalan itu sudah di luar jangkauan instansinya, tetapi apapun bentuknya pungli yang dilakukan oknum preman tersebut tetap akan ditertibkan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009