Jika kita dapat memasukkan lebih banyak uang ke kantong konsumen, mereka akan membelanjakannya untuk barang dan jasa
New York (ANTARA) - Harga minyak menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), di tengah harapan bahwa upaya-upaya stimulus akan membantu merevitalisasi ekonomi AS, tetapi kenaikannya dibatasi oleh meningkatnya kasus Virus Corona dan ketegangan antara Washington dan Beijing.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September naik 31 sen menjadi menetap di 41,60 dolar AS per barel, sementara harga minyak mentah Brent untuk pengiriman September bertambah tujuh sen menjadi ditutup pada 43,41 dolar AS per barel.

Partai Republik di senat diperkirakan akan meluncurkan paket bantuan Virus Corona baru senilai satu triliun dolar AS pada Senin sore waktu setempat.

Baca juga: Harga emas tembus level psikologis 1.900 dolar, capai rekor tertinggi

"Jika kita dapat memasukkan lebih banyak uang ke kantong konsumen, mereka akan membelanjakannya untuk barang dan jasa," kata Analis Senior Grup Price Futures, Phil Flynn, di Chicago. "Itu akan mendorong pada lebih banyak permintaan bensin, lebih banyak perjalanan dan lebih banyak belanja."

Dolar AS yang lemah, yang membuat komoditas berdenominasi dolar lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, juga membantu mendorong minyak berjangka. Indeks dolar AS mencapai level terendah sejak Juni 2018, dirugikan oleh kekhawatiran ekonomi domestik dan memburuknya hubungan AS-China.

Ketegangan baru antara dua ekonomi terbesar di dunia setelah penutupan konsulat di Houston dan Chengdu telah mengirim investor ke tempat yang aman, seperti emas dan obligasi, dan menjauh dari aset-aset berisiko seperti minyak berjangka.

Baca juga: IHSG Senin sore ditutup naik 33,68 poin, terkerek naiknya harga emas

Baca juga: Pertamina realisasikan investasi 105 Juta dolar di Blok Mahakam


Sementara itu, kasus global dari Virus Corona telah melebihi 16 juta, dan virus ini melonjak di wilayah Amerika Serikat.

Sementara permintaan minyak telah meningkat setelah jatuh pada kuartal kedua, penguncian kembali karena kenaikan tingkat infeksi telah membuat pemulihan tidak merata.

Brent tetap berada di jalur untuk kenaikan bulanan keempat berturut-turut dan WTI akan naik untuk bulan ketiga karena pemotongan pasokan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia memberikan dukungan.

Baca juga: Saham Inggris jatuh lagi, Indeks FTSE 100 kehilangan 0,31 persen

Baca juga: Saham Jerman setop kerugian beruntun, Indeks DAX 30 naik 0,60 poin

Baca juga: Saham Prancis terus merosot, Indeks CAC 40 ditutup turun 0,34 persen


 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020