Jakarta (ANTARA) - Garmin menghentikan sementara layanannya secara global, yang hingga saat ini masih berlangsung, disebabkan oleh serangan ransomware, menurut sumber yang mengetahui insiden tersebut, seperti dilaporkan TechCrunch, Minggu.

Insiden, yang dimulai Kamis (23/7) malam dan berlanjut hingga akhir pekan, tersebut menyebabkan gangguan layanan online raksasa teknologi kebugaraan itu untuk jutaan pengguna, termasuk Garmin Connect, yang menyinkronkan aktivitas pengguna dan data ke cloud dan perangkat lain.

Serangan itu juga menumbangkan flyGarmin, navigasi penerbangan dan layanan perencanaan rute milik Garmin. Selain itu, sebagian situs web Garmin juga dilaporkan offline.

"Kami saat ini mengalami pemadaman layanan yang memengaruhi Garmin.com dan Garmin Connect. Pemadaman layanan ini juga memengaruhi pusat panggilan kami, dan saat ini kami tidak dapat menerima panggilan, email atau chat. Kami sedang berupaya menyelesaikan masalah ini secepat mungkin dan meminta maaf atas ketidaknyamanan ini," cuit @Garmin, Kamis (23/7) malam.

Pada Minggu dini hari, Garmin kembali memberi pembaruan singkat, lewat akun Twitter-nya. Dalam update tersebut, Garmin mengatakan "tidak ada indikasi bahwa pemadaman ini memengaruhi data pengguna, termasuk aktivitas, pembayaran atau informasi pribadi lainnya."

Sementara itu, dua sumber Tech Crunch mengatakan bahwa Garmin sedang mencoba untuk membawa jaringannya kembali online setelah serangan ransomware. Salah satu sumber mengkonfirmasi bahwa ransomware WastedLocker yang harus disalahkan atas tumbangnya layanan Garmin.

WastedLocker adalah jenis ransomware baru, yang menurut peneliti keamanan siber di Malwarebytes pada bulan Mei, dioperasikan oleh kelompok peretas yang dikenal sebagai Evil Corp.

Seperti malware pengenkripsi file lainnya, WastedLocker menginfeksi komputer, dan mengunci file pengguna dengan meminta imbalan tebusan, biasanya dalam cryptocurrency.

Malwarebytes mengatakan bahwa WastedLocker tampaknya belum memiliki kemampuan untuk mencuri atau memeras data sebelum mengenkripsi file korban, tidak seperti yang lain, jenis ransomware yang lebih baru.

Hal ini berarti perusahaan yang telah mencadangkan data kemungkinan bisa lolos dari pemerasan tersebut. Namun, perusahaan tanpa cadangan data dapat menghadapi tuntutan tebusan sebanyak 10 juta dolar AS.

Sementara, juru bicara Garmin belum memberi respons mengenai hal tersebut, demikian TechCrunch.


Baca juga: Garmin teliti perubahan aktivitas fisik selama pandemi COVID-19

Baca juga: Smartwatch pendeteksi dini COVID-19 sedang diteliti

Baca juga: Fitbit dan Garmin diinvestigasi atas dugaan pelanggaran paten

Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020