Melalui kerja sama ini dapat dilihat sebagai kebangkitan nuklir di Indonesia dan titik awal Indonesia menjadi bangsa besar sebagaimana yang dicita-citakan oleh pendiri bangsa Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Badan Penelitian Pengembangan Kementerian Pertahanan dan ThorCon International, Pte. Ltd. menandatangani nota kesepahaman (MoU) dalam rangka pengembangan teknologi reaktor berbahan bakar thorium atau Thorium Molten Salt Reactor (TMSR) untuk pertahanan negara.

"Melalui kerja sama ini dapat dilihat sebagai kebangkitan nuklir di Indonesia dan titik awal Indonesia menjadi bangsa besar sebagaimana yang dicita-citakan oleh pendiri bangsa Indonesia, Ir Soekarno yang lebih dari 60 tahun yang lalu mengatakan untuk menjadi bangsa besar Indonesia harus menguasai nuklir," kata Bob Effendi, kepala Perwakilan ThorCon International, Pte. Ltd. dalam keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan bahwa acara penandatanganan kerja sama tersebut berlangsung di Kantor Balitbang Kemhan Jakarta Selatan, Rabu (22/7/2020).

Baca juga: Anggota DPR soroti rencana Kemhan beli pesawat Eurofighter

Menurut Bob Effendi, penggunaan thorium sebagai bahan bakar reaktor merupakan bentuk inovasi teknologi di bidang ketenaganukliran yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan karena lebih aman dan sulit dijadikan bahan pembuatan senjata nuklir. Bahan baku thorium sendiri merupakan sumber daya yang berlimpah di Indonesia.

"Tak hanya itu thorium memiliki densitas energi yang jutaan kali lebih besar dari energi fosil dan tidak menghasilkan emisi sehingga bukan saja ramah lingkungan tetapi juga dapat menggantikan batu bara sebagai energi andalan yang tidak lama lagi akan habis," lanjut Bob.

Dalam kerja sama ini, ThorCon akan memberikan asistensi dan dukungan teknis kepada Balitbang Kementerian Pertahanan dalam mengembangkan reaktor TMSR skala kecil di bawah 50 MW dalam rangka pertahanan negara yang dapat di tempatkan pada khususnya di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) sehingga menjadikan Indonesia negara besar dan kuat.

Baca juga: Prabowo: Kemhan pesan 500 kendaraan taktis Pindad

Sementara itu  Anne Kusmayati, kepala Balitbang Kementerian Pertahanan mengungkapkan bahwa pengembangan daya berbasis thorium di Balitbang Kemhan telah sejalan dengan kebijakan Kementerian ESDM.

Keputusan Menteri ESDM No. 39K/20/MEM/2019 Tentang RUPTL Tahun 2019-2028 mengamanatkan perlunya langkah nyata menyiapkan proyek pembangunan PLTN mengingat sumber energi fosil semakin langka dan pertimbangan masa pembangunan PLTN yang sangat lama.

"Program litbang pengembangan daya berbasis thorium yang telah dimulai pada Tahun Anggaran 2019 dan akan berlangsung hingga Renstra 2020-2024 dan kemungkinan dapat berlanjut merupakan bentuk upaya Kementerian Pertahanan menjadi inisiator atau pengungkit dalam penguasaan teknologi nuklir generasi ke-4 yang memanfaatkan thorium yang tersedia melimpah di Indonesia," katanya.

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020