Jakarta (ANTARA) - Perbankan di Tanah Air memastikan keamanan transaksi digital sebagai salah satu respons menghadapi krisis akibat COVID-19 yang mendorong lembaga jasa keuangan dan nasabah melakukan transformasi dan adaptasi dengan teknologi.

“Dari segi risiko operasional akan berbeda, yang harus kami kelola real time, harus punya keamanan pada saat bertransaksi,” kata Presiden Direktur Commonwealth Bank Indonesia Lauren Sulistiawati dalam webinar Infobank di Jakarta, Kamis.

Dalam webinar bertajuk “Efektivitas Merespons Krisis dan Digitalisasi itu, Lauren menuturkan perbankan mengantisipasi kejahatan siber yang juga makin canggih saat makin tingginya transaksi digital baik saat maupun setelah pandemi COVID-19.

Baca juga: OJK: Nasabah tidak mau lagi layanan konvensional setelah pandemi

Senada dengan Lauren, Presiden Direktur Bank Permata Ridha Wirakusumah dalam kesempatan yang sama mengatakan perbankan mempercepat digitalisasi layanan kepada nasabah termasuk memperbaharui layanan berbasis aplikasinya yang diluncurkan pada Agustus 2018.

Penetration test dari hacker (peretas) ini makin lama makin gila jadi jika siap digital harus siap dengan tantangan itu,” katanya.

Tansformasi digital, lanjut dia, juga memberikan tantangan lain mulai dari kecepatan hingga memenuhi harapan yang berbeda sesuai usia nasabah.

Dia menjelaskan hampir 70 persen rekening di bank ini dimiliki kaum milenial namun total dana kelolaan (AUM) pemilik rekening usia yang lebih senior dari milenial itu masih lebih besar yakni sekitar 90 persen.

Baca juga: OJK pastikan keamanan transaksi digital terjaga saat pandemi COVID-19

Para nasabah senior itu pun, kata dia, mau tidak mau juga harus belajar digital pada masa pandemi, meski mereka lebih menginginkan layanan di kantor cabang.

Sementara itu, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan secara pararel, perbankan juga harus memberikan edukasi kepada nasabah untuk memanfaatkan digitalisasi khususnya mereka yang lebih akrab dengan sistem lama.

Bagi bank, lanjut dia, tanpa melakukan transformasi digital, diperkirakan menemui kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nasabah era normal baru saat ini.

“Tugas kami bagaimana edukasi nasabah agar mereka mau mencoba tapi tidak bisa memaksa juga karena nasabah itu adalah raja. Tidak bisa kami suruh-suruh raja, tapi kami bisa tawarkan mereka produk baru,” katanya.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020