Jakarta (ANTARA) - Indonesia Driving Institute (INDI) menggagas seminar daring bertajuk "Berkendara Aman di Masa Pandemi" guna memberikan informasi keselamatan untuk mengurangi angka fatalitas kecelakaan lalu lintas.

Special Advisor INDI, Pudji Hartanto menyatakan angka kematian karena pandemi COVID-19 kurang lebih 30 korban per hari di seluruh Indonesia. Namun, korban kecelakaan jalan raya bisa mencapai dua hingga tiga jiwa per jamnya, atau kurang lebih 72 korban per harinya.

"Hal itu menunjukkan bahwa korban karena kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan angka kematian lebih tinggi dari pada korban kematian COVID-19," kata Pudji Hartanto dalam siaran pers yang diterima pada Rabu.

Menurutnya, angka-angka tersebut cukup tinggi, terlebih sekitar 40-50 persen dari korban di jalan raya adalah kalangan usia produktif (15-35 tahun).

Kakorlantas Polri, Irjen Pol Istiono menanggapi bahwa tren kecelakaan di jalan raya meningkat selama masa PSBB transisi.

"Di masa pandemi angka kecelakaan dan korban di jalan raya menunjukkan tren menurun, tapi memasuki masa transisi, tren meninggi kembali terlihat hampir setingkat dengan masa sebelum pandemi," kata dia.

Baca juga: Korlantas Polri sebut Gojek paling serius soal keselamatan di jalan

Baca juga: YLKI sebut mudik jalan darat berisiko tinggi


Indonesia Driving Institute adalah institusi yang diinisiasi Robby Prakoso dan Aldrian Suwardi Chandra, pegiat sprint rally yang kini berkecimpung di bidang edukasi berkendara aman.

Co-founder INDI, Robby menyampaikan komitmen INDI untuk berperan aktif dalam kampanye "Berkendara Aman dan Selamatkan Jiwa". Dengan menurunkan tingkat kecelakaan dan korban di jalan raya sama dengan menyelamatkan usia produktif 15- 35 tahun yang banyak terlibat dan menjadi korban kecelakaan di jalan raya.

INDI mengajak pengendara dan pengguna jalan untuk menjadi Pelopor Keselamatan Berlalulintas dengan melaksanakan TRI SIAP. Siap yang pertama ialah mentaati peraturan lalulintas, kemudian siap kondisi pengendara dan siap kondisi kendaraannya.

Vice President PT Bank Mandiri (persero), Nandan Sandaya menganjurkan penggunaan uang elektronik bagi pengendara dan masyarakat selama pandemi.

"Dengan kartu e-money ini, pengendara tidak perlu melakukan kontak fisik dan menggunakan uang tunai saat melakukan pembayaran tol ataupun parkir," kata Nandan.

Direktur Operasi PT Jasa Raharja, Amos Sampetoding menuturkan bahwa ada beberapa inisiatif untuk menekan angka kecelakaan dan korban kecelakaan di jalan raya.

"Kami juga memberikan pemasangan rambu dilokasi rawan laka lantas, pengadaan rest area untuk pemudik yang mengendarai roda dua (sepeda motor), hibah ambulance kepada rumah sakit, dan pengerahan unit mobil keselamatan lalulintas (MUKL) yang merupakan fasilitas kesehatan gratis bagi masyarakat dan awak angkutan umum di lokasi strategis seperti terminal dan pelabuhan," kata dia.

Baca juga: Badan Keselamatan Jalan AS izinkan 5.000 mobil otonom Nuro beroperasi

Baca juga: Hutama Karya kolaborasi dengan BPJT kampanye keselamatan berkendara

Baca juga: Honda Sensing teknologi canggih keselamatan pengguna jalan
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020