Yerusalem (ANTARA) - Persidangan korupsi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilanjutkan pada Minggu setelah tertunda selama dua bulan, di tengah  protes massa atas kasus dugaan korupsi tersebut serta terkait penanganan wabah virus corona.

Netanyahu (70), perdana menteri Israel pertama yang disidang, tidak menghadiri persidangan lanjutan yang disebut akan berisi pembahasan teknis itu. Kehadirannya memang tidak diperlukan pada sesi ini.

Sebelumnya pada Mei, Netanyahu hadir dalam sidang pembuka untuk membantah tuntutan yang dituduhkan kepadanya, yakni penyuapan, penipuan, dan lalai dalam tanggung jawab.

Ia didakwa pada November 2019 dengan kasus yang melibatkan penerimaan hadiah dari kawan-kawan jutawan serta tuduhan mengupayakan pelemahan regulasi bagi pemilik media untuk timbal balik berupa pemberitaan menyenangkan tentang dirinya.

Baca juga: Polisi Israel rekomendasikan penuntutan istri Netanyahu

Di sisi lain, Netanyahu mengambil peran sentral untuk perintah pembatasan sosial yang membuat Israel dapat melandaikan kurva wabah COVID-19, usai dia dan Benny Gantz, rival politiknya, menyepakati perjanjian pembagian kekuasaan.

Namun, setelah munculnya kenaikan kasus infeksi COVID-19, pengangguran yang tinggi, serta penerapan kembali pembatasan sosial dalam beberapa pekan terakhir, masyarakat Israel mulai turun ke jalan untuk menentang Netanyahu.

Terkait aksi unjuk rasa ini, pada Sabtu (18/7), polisi menggunakan meriam air untuk memecah kerumunan pendemo di sekitar kediaman Netanyahu di Yerusalem. Sementara di Tek Aviv, ribuan orang berkumpul untuk menuntut bantuan dari negara bagi sektor bisnis.

Sumber: Reuters

Baca juga: Netanyahu diperiksa polisi dalam kasus korupsi
Baca juga: Israel heboh, PM Netanyahu diduga terima gratifikasi

Penerjemah: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020