Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta pemerintah tetap berupaya melakukan tes massal COVID-19 seperti tes cepat atau "rapid test" maupun tes Polymerase Chain Reaction (PCR) secara masif

"Tes masif itu agar dapat mencegah meluasnya penyebaran COVID-19," kata Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Hal itu dikatakannya terkait kasus COVID-19 di Indonesia masih terus mengalami peningkatan dan tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya, yaitu di atas 1.000 kasus selama beberapa pekan terakhir. Sejak Kamis (9/7) hingga Rabu (15/7), terdapat tambahan lebih dari 12.015 kasus baru di Indonesia.

Dia juga mendorong pemerintah daerah (pemda) memperketat pengawasan terhadap pasien suspek dan pasien tanpa gejala.

Baca juga: Bamsoet dorong tingkatkan kerja sama tangani COVID-19
Baca juga: WHO peringatkan penurunan imunisasi terhadap anak-anak selama pandemi
Baca juga: Angka kesembuhan COVID-19 di Depok meningkat


Menurut dia tanpa pengawasan yang ketat maka dapat membuat pasien-pasien tersebut bebas berkeliaran di tempat-tempat publik sehingga berpotensi menularkan kepada warga lainnya, khususnya di tempat-tempat ramai.

"Saya juga mendorong seluruh institusi negara baik tingkat pusat maupun daerah untuk lebih fokus menanggulangi penyebaran COVID-19 dan mengajak masyarakat untuk memantau dan membedakan informasi terkait COVID-19 yang valid ataupun hoaks," katanya.

Politisi Partai Golkar itu meminta pemerintah dapat melakukan investigasi dan layanan jemput bola kepada orang yang terpapar atau memiliki gejala infeksi COVID-19 agar penyebaran virus tersebut dapat segera dicegah.

Selain itu dia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kedisiplinan dalam menerapkan protokol COVID-19 seperti rajin mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak satu dengan yang lainnya.

"Lalu apabila merasakan gejala sakit yang sama seperti COVID-19 dapat segera ke fasilitas kesehatan terdekat agar dapat segera dilakukan pertolongan dan dirujuk ke rumah sakit yang menangani pasien COVID-19," katanya.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020