Program kami ini telah mendampingi 525 desa. Untuk Provinsi Papua itu ada 12 kampung yang didampingi sejak tahun 2017
Jakarta (ANTARA) - Deputi III Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan Badan Restorasi Gambut (BRG) Myrna A Safitri mengatakan hingga Juni 2020 lembaga tersebut telah memiliki sebanyak 525 Desa Peduli Gambut, yang bertujuan untuk membantu pemulihan ekosistem gambut di berbagai provinsi.

"Program kami ini telah mendampingi 525 desa. Untuk Provinsi Papua itu ada 12 kampung yang didampingi sejak tahun 2017," katanya saat diskusi virtual tentang "Tata Kelola Kampung Dalam Ekosistem Gambut" yang di pantau di Jakarta, Senin.

Khusus di Papua, kata dia,  Kampung Kaliki yang terletak di Kabupaten Merauke merupakan pionir atau pelopor Desa Peduli Gambut di Tanah Papua sejak 2017 yang kemudian dilanjutkan oleh kemitraan pada tahun selanjutnya.

Tidak hanya di Papua, Desa Peduli Gambut juga terdapat di provinsi lain yaitu 123 di Riau, Jambi 44 desa, 73 di Sumatera Selatan, 90 desa di Kalimantan Barat, 147 desa di Kalimantan Tengah dan 37 desa di Kalimantan Selatan.

Ia mengatakan Program Desa Peduli Gambut tersebut menempatkan desa atau kampung di dalam suatu lanskap ekosistem yang disebut hidrologis gambut.

"Di dalamnya memerlukan adanya kerja sama dalam upaya penyelamatan lingkungan termasuk kerja sama untuk membangun sosial ekonomi pedesaan," katanya.

Kerja sama tersebut diwadahi dalam satu nomenklatur Undang-Undang Desa yang disebut dengan kawasan perdesaan.

Ia mengatakan secara umum tujuan dari Desa Peduli Gambut tersebut adalah untuk membantu dan memfasilitasi desa agar bisa meningkatkan status yang diukur oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melalui indeks desa membangun.

"Jadi intervensi yang kami lakukan bersama-sama dalam program Desa Peduli Gambut ialah agar ada peningkatan indeks desa membangun," katanya.

Salah satu hal yang dilakukan dalam program Desa Peduli Gambut tersebut ialah menempatkan kearifan dan pengetahuan lokal sebagai sebuah modal penting dalam upaya pelestarian lingkungan dan pengembangan ekonomi, demikian Myrna A Safitri.

Baca juga: BRG dorong Desa Peduli Gambut terintegrasi dengan pembangunan desa

Baca juga: Paludikultur dikembangkan untuk pengelolaan gambut berkelanjutan

Baca juga: Perempuan di desa gambut buat 12.500 masker cegah COVID-19

Baca juga: Mendes PDTT: Pembangunan desa gambut perlu kerja sama antardesa

Baca juga: Cerita jeruk lemon dan teh bunga telang di gambut Siak

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020