Jakarta (ANTARA) - Pada Jumat (10/7), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang biasa disapa Kang Emil, meminta maaf soal kasus COVID-19 di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat Hegarmanah Bandung dan BKKBN menyarankan pasangan muda menunda kehamilan hingga masa kritis penularan virus corona tipe baru berlalu.

Selain itu ada beberapa warta mengenai perkembangan penanganan pandemi COVID-19 yang bisa dibaca kembali dalam rangkuman berita berikut.

Gubernur Jawa Barat minta maaf soal kasus COVID-19 di Secapa AD

Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil meminta maaf soal kasus penyebaran COVID-19 di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat Hegarmanah, Kota Bandung yang dia sebut merupakan sebuah kejadian luar biasa dan anomali.

"Kami sebut anomali karena bukan sebuah pola yang kita petakan secara rutin. Nanti setelah dilaporkan, pasti kasus-kasus besok akan kebali ke yang lama sesuai keterkendalian sebelumnya," kata Kang Emil, panggilan akrabnya, di Bandung, Jumat (10/7).

Lampung Timur catatkan kasus positif COVID-19 pertama

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Lampung mencatat penambahan dua kasus positif COVID-19, termasuk satu kasus infeksi virus corona pertama di Kabupaten Lampung Timur.

Menurut data Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Lampung, Jumat (10/7), kasus baru lainnya dideteksi di Kabupaten Lampung Selatan.

Tingkat kematian pasien COVID-19 di Jawa Timur masih tinggi

Ketua Tim Pelacakan Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 Jawa Timur Dr Kohar Hari Santoso menyatakan persentase pasien COVID-19 yang meninggal dunia di wilayah Jawa Timur masih berkisar antara 15 dan 40 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka rata-rata kematian pasien COVID-19 di dunia.

"Persentase kematian pasien COVID-19 yang meninggal dunia di luar negeri itu antara tiga hingga lima persen dari total jumlah pasien positif," kata Kohar saat menjadi narasumber dalam acara sosialisasi pencegahan COVID-19 di Mandhapa Agung Ronggosukowati Pamekasan, Jumat.

Pasangan muda disarankan tunda kehamilan hingga enam bulan ke depan

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyarankan pasangan muda dan pasangan berusia subur yang baru menikah menunda kehamilan hingga enam bulan ke depan karena masih dalam masa kritis penularan COVID-19.

"BKKBN tidak melarang orang untuk hamil, hanya kita memberikan saran dan masukan agar ditunda dulu jika tidak terlalu mendesak mendapatkan momongan," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Jakarta, Jumat (11/7), saat menyampaikan keterangan pers berkenaan dengan Hari Kependudukan Dunia.

Kapasitas produksi alat tes COVID-19 lokal masih terbatas

 Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro mengatakan bahwa kapasitas industri lokal masih terbatas dalam memproduksi alat tes diagnostik cepat pendeteksi penularan COVID-19 hasil riset dan inovasi dalam negeri.

"Rapid test (alat tes diagnostik cepat) sudah dikembangkan tapi memang kapasitas industri masih terbatas dan tidak mudah juga mencari mitra industri yang mau mengembangkan rapid test skala besar karena mereka harus melakukan investasi baru, dan ini adalah suatu tahapan produksi yang sebelumnya tidak pernah mereka lakukan," katanya di Jakarta, Jumat.
 

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020