Makassar (ANTARA) - Universitas Islam Makassar (UIM) Sulawesi Selatan dalam waktu dekat akan melakukan tes cepat bagi para dosen dan staf kampus.

Rektor UIM, Dr Majdah Arifin Nu'mang di Makassar, Rabu, mengemukakan pihaknya sedang melakukan persiapan untuk pelaksanaan tes cepat bagi warga kampus yang jumlahnya sekitar 400 orang, termasuk petugas kebersihan dan satpam.

"Dalam waktu dekat ini dosen dan karyawan kami akan rapid (tes cepat) untuk mendeteksi awal atau deteksi dini, karena kita tidak tahu bagaimana mereka berinteraksi," ujarnya.

Meski belum diketahui waktu pasti pelaksanaannya, Majdah mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Makassar maupun Dinas Kesehatan Provinsi.

Baca juga: Mahasiswa Teknik Dan Sospol UIM Bentrok

Ia mengatakan kekhawatiran terhadap kondisi kesehatan warga kampus menjadi hal penting, apalagi pelonggaran mulai terlihat melalui konsep normal baru yang dicanangkan pemerintah. Ini baru yang pertama meski secara pribadi sudah ada beberapa yang telah melakukannya, tetapi secara keseluruhan belum.

"Kita punya kekhawatiran, kita sediakan untuk pelaksanaan rapid test. Insya Allah dalam waktu dekat ini akan digelar di kampus, kami juga sudah menghubungi dinas kesehatan," ujarnya.

Tatanan hidup baru yang mulai diterapkan pemerintah dinilai sudah tepat agar masyarakat dan setiap individu kembali beraktivitas, utamanya mencari nafkah. Namun, penekanan terhadap disiplin protokol kesehatan perlu dilaksanakan.

Menurutnya, protokol kesehatan yang harus dimasifkan ada tiga, yaitu jaga jarak, menggunakan masker dan jaga kebersihan.
Jika ini bisa dilakukan, akan bisa memutus mata rantai penyebaran COVID-19 ini.

Terkait aktivitas perkuliahan, UIM telah mengeluarkan surat edaran sesuai keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI bahwa para dosen mulai melakukan aktivitas mengajar dan menggunakan fasilitas kampus, tetapi mahasiswa belajar dari rumah secara virtual.

Baca juga: Makassar bertekad lepas dari zona merah COVID-19

Baca juga: Pasien COVID-19 sembuh di Sulsel bertambah 42 menjadi 2.023 orang


Kemudian secara bergiliran setiap fakultas mengatur stafnya agar datang bergiliran. "Kami buat edaran, mewajibkan hand sanitizer dan tempat cuci tangan setiap fakultas. Sementara jika ada rapat yang harus 'offline', kita gunakan ruangan lebih besar untuk mengatur jarak," katanya.

Sementara bagi mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyelesaikan dalam pengurusan skripsi diperbolehkan untuk datang ke kampus. "Bagi yang mau selesai, misalnya ujian skripsi boleh masuk kampus, tetapi pengawasan disiplin protokol kita lakukan lebih ketat," ujarnya.

Kondisi Kota Makassar dengan angka kasus yang belum landai, kata Majdah, harus disikapi dengan serius. Apalagi, kasus yang ada semakin dekat dengan lingkungan yang telah mengindikasi orang-orang terdekat, seperti keluarga, kerabat, teman dan kolega.

Baca juga: Unhas perkuat GTPP COVID-19 Makassar

Sementara terkait mahasiswa UIM yang tidak pulang karena dilarang pulang tetap mendapat perhatian khusus, utamanya bagi yang hidup di kos-kosan. Majdah mengaku pihaknya terus menyalurkan bantuan.

"Memang ada beberapa daerah yang membatasi seperti Kabupaten Soppeng, apalagi mahasiswa kita yang tinggal di kos, itu kita bantu sembako dan intensif komunikasi dengan mereka," tuturnya.

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020