Acara 'wedding' di Bali kini bisa dilakukan dengan tambahan protokol kesehatan
Badung (ANTARA) - Bali Wedding Association (BWA) siap menerapkan seluruh protokol kesehatan secara ketat dalam penyelenggaraan pernikahan sebagai upaya untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 menyambut era normal baru.

"Untuk itu, kami juga telah melakukan new normal yang kami sebut dengan new beginning weeding yang menerapkan protokol kesehatan. Sebenarnya tujuannya adalah untuk mempromosikan Bali sebagai tujuan penyelenggaraan pernikahan di era new normal kepada klien kalau wedding di Bali bisa dilakukan dengan tambahan protokol kesehatan," ujar Ketua Bali Weeding Associatoon, Sinly Anfeny, di Badung, Selasa.

Ia mengatakan protokol kesehatan yang siap untuk diterapkan di antaranya mewajibkan seluruh tamu undangan untuk mengenakan masker, pemeriksaan suhu tubuh bagi seluruh tamu undangan yang akan memasuki lokasi dan mewajibkan tamu untuk mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer yang telah disediakan.

Berbagai cara juga dilakukan untuk mengimplementasikan physical distancing antar tamu dan pengantin seperti menjaga jarak saat foto bersama, pemasangan stiker panduan jarak di lokasi acara dan pengaturan jarak antar kursi yang diduduki tamu undangan.

Sejumlah inovasi yang memanfaatkan perkembangan teknologi juga telah siap diterapkan di antaranya dengan sistem pemberian angpao non-tunai bagi pengantin serta pengambilan nomor kursi tamu undangan yang menggunakan QR Code.

Selain itu, sebelum kegiatan dimulai, seluruh area penyelenggaraan kegiatan pernikahan juga telah didesinfeksi menggunakan cairan disinfektan dan seluruh petugas dan pelayan yang bertugas juga mengenakan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan dan face shield.

Baca juga: Wisman Tiongkok minati pesta pernikahan di Bali

"Kami juga mengarahkan tamu untuk menyaksikan prosesi dari tempat duduknya masing-masing. Untuk makanan dan minuman ada dua pilihan, pertama makanan diantarkan ke meja dan tamu tidak perlu antre atau kedua kalau tamu mau mengambil makanan tambahan dibolehkan ambil ke live food station tapi akan ada petugas yang mengambilkan," kata Sinly Anfeny.

Ia menjelaskan saat pelaksanaan simulasi tersebut, pihaknya juga melakukan perekaman video kegiatan yang nantinya akan disosialisasikan sebagai pedoman penyelenggaraan pernikahan dengan penerapan protokol kesehatan serta untuk meyakinkan klien agar merasa aman saat menyelenggarakan pernikahannya di Pulau Dewata.

"Jadi prosedur yang kami lakukan itu akan menjadi pedoman bagi semua divisi dalam menggelar kegiatan wedding selama masa pandemi COVID-19 sekaligus juga untuk latihan agar nanti ketika ada penyelenggaraan pernikahan yang sesungguhnya kami sudah terbiasa,".

Sinly Anfeny menambahkan, Bali Wedding Association memiliki enam divisi yang bergerak di industri pernikahan yaitu, divisi wedding organizer, venue food and beverage atau katering, florist and decorater, foto dan video serta talent dan rental.

"Dan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 akan selalu diterapkan oleh masing-masing divisi yang ada seperti penata rias yang masuk ke divisi wedding organizer harus memakai masker, face shield dan sarung tangan," ungkapnya.

Ia mengaku, selama masa pandemi COVID-19, tidak ada penyelenggaraan acara pernikahan di Bali yang diselenggarakan oleh pelaku usaha anggota BWA khususnya kegiatan pernikahan calon pengantin yang berasal dari luar daerah yang berencana menyelenggarakan pernikahan di Bali.

"Banyak klien menunda acara pernikahannya hingga ke tahun depan. Saat ini sementara masih yang memiliki rencana pernikahan pada bulan Oktober hingga Desember tahun ini namun itu juga masih sambil melihat bagaimana perkembangan pandemi COVID-19," ujar Sinly Anfeny.

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020