Jakarta (ANTARA) - Organisasi sayap PDI Perjuangan, Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) menyebutkan ada berkah di balik polemik Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (HIP).

Ketua Bamusi Zuhairi Misrawi dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu, menyatakan rasa syukurnya atas berkah baru di tengah perdebatan RUU Haluan Ideologi Pancasila. Kelompok yang sebelumnya dikenal sebagai pro-negara teokrasi, kini berubah menjadi pendukung Pancasila.

"Hal ini semakin menguatkan bukti Pancasila menjadi pemersatu bangsa," kata Gus Mis, sapaan Zuhairi Misrawi.

Menurut dia, perdebatan yang mengemuka di publik perihal RUU HIP menimbulkan berkah yang tidak terduga sebelumnya. Bahwa pada akhirnya publik makin membincangkan pentingnya Pancasila.

"Kami merasa bangga dan bersyukur, bahwa pada akhirnya mereka yang selama ini selalu menggaungkan ideologi khilafah dan negara pro-teokrasi, yang secara terbuka menyatakan berseberangan dengan Pancasila, mereka justru semakin lantang menjadi 'juru bicara Pancasila' di ruang publik," kata Gus Mis.

Baca juga: Polda Jabar minta massa aksi tolak RUU HIP patuhi protokol COVID-19
Baca juga: Wakil Ketua MPR minta RUU HIP dikeluarkan dari Prolegnas 2020


Teokrasi adalah negara yang menganggap bahwa konstitusi, ideologi serta peraturan lainnya ialah berdasarkan nilai-nilai keagamaan. Salah satu contohnya adalah Arab Saudi yang merupakan negara monarki absolut dan ideologinya menggunakan nilai-nilai ajaran agama Islam.

Belakangan ini, sejumlah organisasi massa memang kerap turun ke jalan bersuara tentang Pancasila dalam polemik RUU HIP. Mereka membangkitkan lagi isu komunisme dan secara khusus menyerang PDI Perjuangan (PDIP).

Gus Mis mengatakan dirinya melihat aksi itu dari sisi lain. Yakni soal perubahan ide yang mendukung teokrasi, yang jelas bertentangan dengan Pancasila, dan kini malah mempromosikan Pancasila.

"Hal ini merupakan berkah Tuhan pada negeri ini, sehingga tugas kita selanjutnya adalah membumikan Pancasila agar dapat mewarnai seluruh kehidupan berbangasa dan bernegara," kata pria lulusan Al Azhar Kairo itu.

Baca juga: MPR apresiasi sikap PBNU terkait RUU HIP
Baca juga: MPR: Pemerintah punya waktu hingga 20 Juli respon RUU HIP


Baginya, masyarakat harus optimis bahwa Pancasila merupakan ideologi pemersatu bangsa yang akan membawa negeri ini pada kemajuan dan kesejahteraan.

"Selama kita berpijak pada Pancasila, kita akan mempunyai masa depan yang cerah dalam mewujudkan Trisakti Bung Karno, yaitu kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan," ucapnya.

Sementara PDI Perjuangan sendiri, lanjut Gus Mis, merupakan partai yang selama ini terdepan dalam mengukuhkan dan membumikan Pancasila, sebagaimana termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

Setiap kader Partai mempunyai latar belakang dari berbagai agama, suku, dan bahasa, dan berada dalam satu rampak barisan untuk menjadikan Pancasila sebagai titik-temu dan kekuatan bersama dalam membangun negeri ini.

"Sebab itu, nasionalisme para kader yang menginspirasi perjalanan negeri ini sangat kokoh karena bersumber dari keyakinan dan pemahaman yang utuh terhadap Pancasila," kata Gus Mis.

Baca juga: MPR dan PBNU sepakat RUU HIP dicabut dan diganti BPIP

Dia pun berterima kasih kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan majelis agama-agama lainnya yang selalu memberikan bimbingan, arahan, dan inspirasi agar Pancasila semakin kokoh dan berdiri tegak sebagai ideologi bangsa.

"Pancasila merupakan pelita yang akan menerangi negeri ini, yang akan membawa kerukunan dan kedamaian, serta mampu mewujudkan keadilan sosial," katanya.

Dia menambahkan, masyarakat sejatinya mempunyai kearifan dan kebijaksanaan dalam berdemokrasi, bahwa di tengah pandemi ini dibutuhkan gotong-royong dari berbagai lapisan masyarakat, sehingga mampu bangkit dan fokus pada upaya memajukan negeri.

"Mari kita jadikan Pancasila sebagai pedoman dalam tindakan politik kita di tengah pandemi," tuturnya.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020