London (ANTARA) - Inggris akan segera mengumumkan perubahan hukum untuk menegakkan karantina wilayah (lockdown) di Kota Leicester, tempat kasus COVID-19 terus melonjak, kata Menteri Kesehatan Matt Honcock pada Selasa.

Kota tua Leicester di Inggris menjadi area pertama Inggris yang menghadapi karantina lokal yang ditargetkan akibat wabah COVID-19 setelah pemerintah Inggris mulai melonggarkan pembatasan nasional pada awal Juni ini.

"Kami akan mengajukan perubahan hukum secepatnya, dalam beberapa hari ke depan, sebab sejumlah langkah yang sayangnya telah kami ambil di Leicester akan membutuhkan dukungan hukum," kata Hancock kepada Sky.

Baca juga: Inggris luncurkan studi penyebaran virus corona di sekolah

Baca juga: Dokter Inggris uji ibuprofen pada pasien corona yang sulit bernapas


Saat ditanya apakah sejumlah aspek karantina wilayah akan melibatkan aparat kepolisian, ia menjawab: "Ya, dalam beberapa kasus."

Leicester berkontribusi 10 persen dari seluruh kasus positif COVID-19 di Inggris dalam sepekan terakhir, kata pemerintah pada Senin (29/6).

"Dalam pengujian yang sangat signifikan yang kami lakukan di Leicester... Kami melihat sejumlah kasus positif COVID-19 pada orang di bawah usia 18 tahun dan itulah sebabnya kami memutuskan dengan berat hati untuk menutup sekolah di Leicester," kata Hancock.

Sumber: Reuters

Baca juga: Inggris akan cabut aturan karantina 14 hari untuk pendatang

Baca juga: Kebun binatang dan bioskop "drive-in" di Inggris buka 15 Juni

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2020