Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan meningkatnya jumlah kasus positif COVID-19 di daerah setempat belakangan ini karena memang Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) COVID-19 di tingkat provinsi dan kabupaten/kota aktif mencari atau melakukan pelacakan.

"Saya perintahkan kepada Gugus Tugas Provinsi dan Kabupaten-Kota untuk aktif melakukan 'tracing' kepada pasar-pasar yang jadi episentrum (penyebaran COVID-19). Termasuk kepada daerah-daerah yang ada lebih dari lima kasus untuk rapid test massal," kata Koster usai mengikuti Sidang Paripurna DPRD Provinsi, di Denpasar, Senin.

Dia mencontohkan, saat ditemukan kasus positif COVID-19 di Pasar Badung dan Pasar Kumbasari, Kota Denpasar dan juga di Pasar Galiran, Kabupaten Klungkung telah dilakukan rapid test massal.

Baca juga: Tim Gabungan GTPP Bali edukasi protokol kesehatan di pasar desa adat

"Kayak di Pasar Galiran yang di-rapid test 1.700 pedagang, (hasilnya) 149 reaktif dan setelah di-swab 30 positif. Kalau begitu kan jadi bagus, (mereka) jadi sehat, daripada didiemin," ujar Koster yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali itu.

Termasuk juga kasus di sejumlah pasar di Kota Denpasar, kata Koster juga hingga proses uji swab. "Di Denpasar dari 117 yang di-swab, semuanya sudah keluar hasilnya, 30 kalau 'ngga salah yang positif. Kemudian masih ada 'tracing' sisa enam desa di Denpasar yang juga di-rapid test," ucapnya.

Selain itu, tambah Koster, tingginya kasus positif COVID-19 di daerah setempat terutama karena kasus transmisi lokal yang bersumber dari orang tanpa gejala (OTG).

"Kayak kemarin, Minggu (28/6) dari 45 kasus positif, 36-nya itu adalah OTG, sembilannya PDP (pasien dalam pengawasan)," ucapnya.

Demikian juga penambahan kasus harian COVID-19 pada Sabtu (27/6), lanjut dia, dari 106 kasus positif, enam orang dari PDP dan 100 OTG.

Baca juga: GTPP Bali: Dalam sehari kasus positif COVID-19 bertambah 106

"OTG ini orangnya sehat-sehat. Meskipun sehat, tetap kami berlakukan kebijakan karantina yang disiapkan oleh Pemprov Bali. Setelah kembali di-swab, kalau sudah negatif dan karena sehat mereka akan dipulangkan dan karantina mandiri," ujarnya.

Meskipun ada lonjakan peningkatan kasus positif COVID-19, Koster menjamin anggaran dari sisi kesehatan untuk penanganan COVID-19 di Provinsi Bali tidak ada masalah.

"Kalau yang dirawat di rumah sakit rujukan itu tanggung jawab APBN. Kalau yang di karantina tanggung jawab Pemprov Bali. Itu anggarannya ada. Uangnya ada, nomor satu diamankan itu (anggaran kesehatan-red)," ujarnya didampingi Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Provinsi Bali mencatat hingga Mingu (28/6), jumlah kumulatif pasien positif COVID-19 di Bali sebanyak 1.414 orang. Pada Minggu itu ada penambahan 45 kasus baru yang seluruhnya dikarenakan transmisi lokal.

Sedangkan jumlah pasien yang telah sembuh secara kumulatif ada 771 orang. Sementara itu, jumlah pasien positif dalam perawatan atau kasus aktif sebanyak 630 orang yang dirawat di 11 rumah sakit rujukan dan dikarantina di Bapelkesmas Denpasar, UPT Nyitdah, Kabupaten Tabanan, dan Badan Diklat BPK di Pering, Kabupaten Gianyar.

Baca juga: "Working from Bali", peluang pariwisata pasca-COVID-19
Baca juga: Wagub: "Working from Bali" potensial dikembangkan di tengah pandemi
Baca juga: Jumlah pasien sembuh COVID-19 di Palangka Raya 117 orang

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020