Jakarta (ANTARA) - Saat ini terdapat platform digital yang mewadahi dokter yang telah terverifikasi, menyediakan layanan rekrutmen dokter relawan serta pelatihannya secara daring, yang kemudian dikerahkan untuk menangani pasien COVID-19, yakni Docquity.

"Sebagai mitra pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Docquity menyambut baik kerja sama dengan Kemenkes dalam perekrutan dan memberikan pelatihan bagi para dokter relawan sesuai standar WHO untuk menangani pasien wabah COVID-19 melalui platform kami," kata Co-Founder Docquity, Amit Vithal dalam siaran persnya, ditulis Sabtu.

Pelatihan bagi para dokter relawan dilakukan secara rutin, yakni tiga hingga empat kali secara live setiap harinya dengan membahas topik dari cabang ilmu yang berbeda-beda.

Setelah menyelesaikan pelatihan, para dokter akan disalurkan ke beberapa lokasi titik tempat pasien COVID-19 yaitu di Wisma Atlet Kemayoran dan rumah sakit daerah lainnya di Indonesia, dengan semua akomodasi ditanggung oleh pemerintah.

Data pada 22 Juni lalu, menunjukkan sebanyak 981 dokter telah mendaftar yang terdiri dari 763 dokter umum dan sisanya dokter spesialis.

Kemudian, sebagian besar dokter relawan yang tergabung berasal dari pulau Jawa dengan anggota terbanyak dari DKI Jakarta, Tangerang dan Bandung. Sejumlah 40 persen berasal dari Aceh, Kalimantan, Sulawesi hingga Flores.

Salah satu pemateri, Prof. Syafri Kamsul Arif dari Perhimpunan Dokter Anestesi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN) mengatakan, materi pelatihan yang diberikan salah satunya penanganan pasien COVID-19 yang berpusat pada upaya pencegahan perburukan penyakit, khususnya teknik penanganan pasien kritis.

"Hal ini dikarenakan para dokter yang sudah direkrut akan lebih banyak bertemu pasien dalam tahap lanjut dari penyakit COVID-19 dan bukan yang baru memiliki gejala awal ataupun pasien dalam pengawasan (PDP)," kata Syafri.

Selain pelatihan, Docquity juga memungkinkan para dokter saling berbagi informasi kesehatan, informasi obat dan pelayanan yang cepat bagi pasien.

Mereka juga dapat berdiskusi dan bertukar pengalaman medis kepada para tenaga kesehatan lainnya serta membagikan dan mempelajari artikel dan jurnal dunia kesehatan dari seluruh penjuru asia yang diperbaharui setiap minggu.

Amit berharap hal ini bisa berdampak sangat besar tidak hanya untuk kesembuhan pasien, tapi juga keamanan pasien dan petugas medis yang terlibat di dalam pelayanan sesuai standarisasi WHO.

Baca juga: Konsultasi ke dokter kini bisa lewat aplikasi DANA

Baca juga: Aplikasi Halodoc bantu temu janji dengan dokter

Baca juga: Startup SehatQ hubungkan pengguna dengan 9.000-an dokter di Indonesia

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020