Kondisinya memang sempat menurun namun sempat naik lagi yang dikarenakan banyak warga Jakarta main ke Bogor dan banyak warga Bogor bekerja di Jakarta dan sebagainya
Bogor, Jabar (ANTARA) - Agar bisa diketahui lebih cepat hasil pemeriksaan pasien terkait dengan COVID-19 melalui tes polymerase chain reaction (PCR), Rumah Sakit Palang Merah Indonesia (PMI) Bogor bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

"Sekarang kita sudah bekerja sama dengan LIPI untuk mempercepat hasil pemeriksaan PCR, namun jika LIPI penuh kami pun bekerja sama dengan Kimia Farma sehingga hasilnya bisa lebih cepat didapat. Pemeriksaan ini ada yang mandiri dan harus membayar. Tapi kalau dengan keluhan itu ditanggung negara," kata Wakil Direktur RS PMI Bogor dokter Arfan Fathurrachman melalui sambungan telepon di Bogor, Jumat.

Dia menjelaskan sejak ditunjuk menjadi RS rujukan COVID-19 pada April lalu, RS PMI sudah menangani 980 pasien terjangkit virus tersebut, di mana 15 pasien di antaranya dirawat.

Ruang Intensif Care Unit (ICU) khusus pasien COVID-19 yang sebelumnya berjumlah satu kini menjadi tiga unit. Penambahan itu karena hasil tes laboratorium pasien terjangkit yang memakan waktu lama, padahal hasil tersebut dibutuhkan untuk menentukan jenis perawatan serta ruangan bagi pasien

Pasien dengan kondisi parah dan menunjukkan gejala COVID-19 dirawat dalam ruangan ICU khusus sebelum hasil tes lab diketahui. Pada umumnya, mereka yang dirawat adalah pasien dengan penyakit penyerta (komorbid).

Baca juga: Dokter RS PMI berikan edukasi virus corona

Oleh karena itu, dengan adanya kerjasama tersebut pasien tidak harus menunggu lebih lama untuk mengetahui kondisi kesehatannya apakah benar positif terinfeksi atau tidak. Sebelumnya, ada kendala yakni hasil pemeriksaan PCR yang lama dan harus menunggu sekitar dua minggu.

Pasien COVID-19 yang dirawat RS PMI Bogor merupakan pasien dengan keluhan batuk, sesak, dan demam. Dari 15 pasien yang dirawat, kini tersisa empat pasien dan sisanya dinyatakan sembuh.

Data menunjukkan jumlah pasien terjangkit virus yang bisa menyebabkan kematian yang dirawat RS PMI Bogor sempat menurun, namun tren penurunan tak berlangsung lama setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) beralih menjadi skala lokal (PSBL) dengan imbasnya jumlah pasien kembali bertambah.

"Kondisinya memang sempat menurun namun sempat naik lagi yang dikarenakan banyak warga Jakarta main ke Bogor dan banyak warga Bogor bekerja di Jakarta dan sebagainya," tambahnya.

Arfan mengatakan RS PMI Bogor memiliki 23 ruang isolasi khusus pasien COVID-19 di area Dahlia dan Seruni. Sejumlah ruangan tersebut dibagi menjadi kategori keluhan ringan, sedang, hingga berat. RS PMI juga menyigakan 12 dokter spesialis dan 45 perawat yang khusus merawat pasien COVID.

RS PMI juga masih melayani pasien lainnya dan bagi warga yang ingin berobat atau berkonsultasi tidak perlu khawatir karena pihaknya sudah menerapkan prosedur protokol kesehatan secara maksimal.

Selain itu, pasien umum dengan keluhan COVID dipisahkan, sehingga tidak bercampur. Pihaknya juga memastikan seluruh pelayanan aman dan tidak perlu ada yang dikhawatirkan.

Baca juga: Jusuf Kalla: RS PMI Bogor siap tangani pasien COVID-19
Baca juga: Jusuf Kalla upayakan penambahan peralatan plasma darah di Kalsel

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020