Saya ingin tiap-tiap sekolah punya lokasi tempat pembinaan yang langsung praktik dan menghasilkan uang dari situ
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mendorong inovasi bisnis di lingkup pendidikan terkait sektor kelautan dan perikanan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia (SDM) bidang kemaritiman.

Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, ia mengajak seluruh direktur penyelenggaraan pendidikan kelautan dan perikanan di bawah lingkup KKP untuk berani berinovasi dan menjadi contoh bagi para peserta didiknya.

Edhy menyatakan bahwa potensi kelautan dan perikanan Indonesia yang begitu besar, perlu diimbangi dengan kemampuan SDM andal.

Baca juga: KKP tegaskan pengembangan kapasitas SDM tetap dilaksanakan saat COVID

Sebagai pemacu keberanian berinovasi, ia meminta para direktur satuan pendidikan di lingkup KKP untuk mengajukan program pembinaan sekaligus praktik, baik teknis maupun bisnis yang bisa dimanfaatkan oleh para peserta didik.

Untuk itu, Menteri Edhy meminta Direktur Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) dan Kepala Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja untuk membentuk tim kecil mengawal kegiatan ini.

"Saya ingin tiap-tiap sekolah punya lokasi tempat pembinaan yang langsung praktik dan menghasilkan uang dari situ, baik itu perikanan tangkap maupun budi daya," ucapnya.

Melalui inovasi tersebut, ia berharap kemampuan pengajar dan peserta didik di lingkup pendidikan KKP semakin terasah.

Sebelumnya, Sjarief Widjaja mengajak generasi milenial yang tertarik dengan sektor kelautan dan perikanan untuk mendaftar di satuan pendidikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui laman http://pentarukkp.id/.

Terlebih saat ini, unit-unit pendidikan tersebut tengah memasuki fase penerimaan peserta didik baru. "Kami menonjolkan kegiatan praktik sebesar 60 persen dengan 40 persen teori," katanya.

Bahkan, KKP juga menyiapkan jalur khusus bagi putra-putri pelaku perikanan, baik itu nelayan, petambak, pengolah ikan, hingga pengumpul ikan.

Adapun unit pendidikan di bawah KKP meliputi, Politeknik Ahli Usaha Perikanan yang memiliki program studi Teknologi Penangkapan Ikan (TPI), Permesinan Perikanan (MP), Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan (TPH), Teknologi Akuakultur (TAK), Teknologi Pengelolaan Sumber Daya Perairan (TPS), dan Penyuluhan Perikanan (PP).

Berikutnya Politeknik Kelautan dan Perikanan dengan program studi Teknik Penangkapan Ikan, Teknik Pengolahan Produk Perikanan dan Teknik Kelautan.

Tak hanya itu, terdapat pula Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan dengan program studi Konservasi kelautan dan Ekowisata Bahari.

Terakhir, KKP memiliki sekolah usaha perikanan menengah, sekolah kejuruan setingkat SMA yang tersebar di Provinsi Aceh (Ladong), Sumatera Barat (Pariaman), Lampung (Kota Agung), Jawa Tengah (Tegal), Kalimantan Barat (Pontianak), Sulawesi Selatan (Bone), Maluku (Waeheru), Nusa Tenggara Timur (Kupang) dan Papua Parat (Sorong).

Penyelenggaraan proses pendidikan di SUPM terlaksana selama tiga tahun dan pada umumnya memiliki empat program keahlian, yaitu Program Keahlian Teknika Kapal Penangkap Ikan, Program Keahlian Teknika Mesin Kapal Perikanan, Program Keahlian Teknika Pengolahan Hasil Perikanan, dan Program Keahlian Teknologi Budidaya Perikanan Laut/Teknologi Budidaya Perikanan Air Payau.

Baca juga: KKP dorong perwujudan SDM unggul melalui sertifikasi kompetensi
Baca juga: Pengamat: Poros Maritim Dunia harus dahulukan SDM kelautan perikanan

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020