Padang, (ANTARA) - Kegiatan webinar (web-seminar) yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat yang bertujuan menyosialisasikan PKPU nomor 5 2020 tentang Perubahan ketiga PKPU 15 2019 tahapan, program, jadwal penyelenggaraan Pilkada 2020 bersama instansi terkait disusupi orang dari luar negeri.

Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU Sumbar Izwaryani di Padang, Senin mengatakan orang yang menyusupi kegiatan webinar berada di luar negeri.

Baca juga: Survei: Webinar berbayar kian diminati di masa "new normal"

Ia mengatakan hal ini pertama kali terjadi di kegiatan pertemuan virtual yang dilakukan KPU Sumbar sehingga menjadi pelajaran berharga ke depannya.

Ia menambahkan kegiatan webinar ini memang dibuka secara umum dan terbuka bahkan ruangan rapat virtual dan password disebar di akun media sosial KPU Sumbar.

“Kami bertujuan agar sosialisasi ini dapat diikuti semua pihak agar sosialisasi ini dapat diterima oleh seluruh pihak,” kata dia,” katanya.

Kegiatan webinar KPU Sumbar sendiri diikuti jajaran Forkopimda mulai dari Pemprov Sumbar,Polda Sumbar, Danrem, Bawaslu, Lantamal II Teluk Bayur, Lanud Sutan Sjahrir, Kejaksaan, Pengadilan, Partai Politik , Ormas dan media massa.

Kegiatan yang dijadwalkan mulai pukul 10.00 WIb berjalan lancar mulai dari pembukaan oleh Ketua KPU Sumbar, pemaparan materi oleh Ketua Divisi Sosial Pendidikan Pemilih Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU Sumbar Gebril Daulai dan Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU Sumbar Izwaryani.

Baca juga: UIN Malang minta maaf atas gangguan di "webinar" Wapres Ma'ruf

Selanjutnya masuk dalam kegiatan diskusi, beberapa pertanyaan dilontarkan peserta webinar dan pemateri menjawab dengan lancar namun menjelang masuk sesi diskusi terakhir sebelum penutupan beberapa akun peserta masuk dengan suara yang ribut dan video porno.

Pihak IT KPU Sumbar berupaya menghilangkan hal tersebut dan butuh beberapa menit agar hal tersebut dapat dinetralkan. Setelah akun tersebut hilang, moderator acara langsung meminta maaf atas kejadian tersebut dan langsung menutup kegiatan.

Salah seorang peserta webinar dari PDI Perjuangan Taufik mengatakan hal ini terjadi karena akses masuk webinar ini tersebar luas sehingga akun tersebut masuk dan merusak kegiatan

“Ini bukan peretasan namun karena akses ke webinar ini diketahui orang banyak dan menyebabkan hal ini terjadi,” kata dia.

Baca juga: Survei: Webinar berbayar kian diminati di masa "new normal"

Baca juga: Pengajar: Kampus harus dorong mahasiswa terjun langsung ke bisnis

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2020