Para pelaku kejahatan juga memanfaatkan situasi tersebut dengan melakukan aksinya
Jakarta (ANTARA) - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono mengatakan terjadi kenaikan tingkat kriminalitas pada masa transisi menuju normal baru (new normal).

"Salah satu faktor penyebab terjadinya kenaikan pada grafik angka kejahatan, karena pada masa transisi menuju new normal, aktivitas masyarakat meningkat. Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat, para pelaku kejahatan juga memanfaatkan situasi tersebut dengan melakukan aksinya," kata Awi, di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa.

Awi merinci, pada pekan ke 23 tahun 2020 atau awal Juni 2020, tercatat terjadi sebanyak 4.244 kasus kejahatan di seluruh Indonesia. Sementara di pekan ke 24 tahun ini atau pekan kedua Juni, ada penambahan 1.632 kasus atau naik 38,45 persen menjadi 5.876 kasus.

"Yang menjadi catatan kepolisian adalah lima kasus besar yang termasuk jenis kejahatan konvensional," kata jenderal bintang satu ini.
Baca juga: Kasus narkoba dan hoaks meningkat selama pandemi COVID-19 di Jakarta


Secara keseluruhan, ada lima jenis kejahatan konvensional yang persentasenya naik pada pekan ke 24, sehingga hal tersebut menjadi perhatian Polri, yakni pencurian dengan pemberatan naik 68,61 persen, penggelapan naik 42,71 persen, pencurian kendaraan bermotor naik 98,25 persen.

Kemudian kejahatan narkotika naik 14,48 persen dan perjudian naik 100 persen.

Awi menambahkan, meski tren angka kejahatan meningkat dalam sepekan terakhir, namun secara umum situasi keamanan ketertiban di Indonesia masih aman dan kondusif.

"Secara umum, situasi kamtibmas aman dan kondusif," kata Awi.
Baca juga: Sepekan jelang Lebaran tingkat kejahatan turun 27 persen

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020