tapi jangan lupa juga permainan yang modern
Jakarta (ANTARA) - Pendiri program studi pendidikan anak usia dini (PAUD) sekaligus Dewan Pembina Ikatan Alumni Doktor PAUD Indonesia Prof Sugeng Santoso mengatakan setiap pendidik perlu terus mengembangkan aneka permainan tradisional pada anak-anak.

"Sebab banyak permainan tradisional yang diambil dan dikembangkan oleh negara lain," kata dia saat diskusi daring dan peluncuran organisasi Ikatan Doktor PAUD Indonesia yang dipantau di Jakarta, Minggu.

Ia mengatakan aneka permainan tradisional tersebut saat ini banyak dijual kembali ke Indonesia dengan beragam bentuk setelah diterjemahkan ke Bahasa Inggris.

Dalam penerapannya, menurut dia, pengajaran aneka permainan tradisional tersebut sebaiknya dengan cara tatap muka. Namun, melihat situasi pandemi COVID-19 saat ini pembatasan jumlah anak harus dilakukan.

Baca juga: Kemendikbud catat 98,4 persen PAUD selenggarakan pembelajaran di rumah
Baca juga: Nadiem perbolehkan dana BOS dan BOP PAUD untuk pulsa dan masker


Dengan mengembangkan aneka permainan tradisional pada anak, maka secara tidak langsung hal itu sudah mengajarkan dan mendidik anak sejak dini tentang budaya Indonesia yang beragam, katanya.

Meskipun demikian, Prof Sugeng juga mengingatkan agar para pendidik anak-anak usia dini maupun orang tua tidak mengabaikan permainan terkini atau bersifat modern.

"Tapi jangan lupa juga permainan yang modern supaya kita tidak tidak ketinggalan," katanya.

Baca juga: Kualitas pendidik PAUD ditingkatkan untuk perangi stunting
Baca juga: Sosialisasi empat pilar bisa dilakukan untuk anak PAUD


Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Doktor PAUD Indonesia Dr Sukiman mengatakan maraknya lembaga PAUD di Indonesia tidak terlepas dari peran serta Prof Sugeng Santoso dan Prof Fasli Jalal.

Ia mengatakan kedua tokoh tersebut berperan besar sehingga PAUD masuk ke dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) nomor 20 tahun 2003 tepatnya pada pasal 28.

Pada saat itu lembaga PAUD baru hanya dalam bentuk Taman kanak-kanak, Raudhatul Athfal (RA) dan Bustanul Athfal (BA) dengan jumlah sekitar 45 ribu yang tersebar di berbagai daerah.

"Sedangkan saat ini kita tau jumlah lembaga PAUD sekitar 220 ribu unit dengan berbagai bentuknya dengan melibatkan 600 ribu pegiat dan tenaga pendidik," ujar dia.

Baca juga: "Satu kampung satu PAUD" di Biak-Papua jadi program 2020
Baca juga: Mendikbud tekankan pentingnya kualitas interaksi guru-murid di PAUD

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020