Saf jamaah juga dibuat berjarak dengan penanda yang mudah terlihat sehingga umat tidak saling berdempetan.
Jakarta (ANTARA) - Kedisiplinan, ketaatan, dan kebaikan menyebar dengan cepat melalui gerakan "Bangkit dari Masjid", kata Ketua Pemuda Dewan Masjid Indonesia (DMI) Arief Rosyid Hasan

Gerakan itu dimulai sejak dibolehkan penyelenggaraan Shalat Jumat berjamaah di sejumlah masjid di Jakarta yang dilakukan pada Jumat (5/6).

"Virus kedisiplinan, ketaatan, dan kebaikan menyebar cepat dengan 'Bangkit dari Masjid'. Kami sepakat COVID-19 menyisakan duka, tapi juga membawa banyak hikmah," kata dia di Jakarta, Jumat (5/6).

Ia mengatakan protokol kesehatan diterapkan dengan disiplin pada penyelenggaraan Shalat Jumat berjamaah yang berlangsung di Jakarta, salah satunya di Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat.

"Kawan-kawan perlu perhatikan ini di lapangan," kata Arief.

Baca juga: DMI Jakarta ikuti arahan Pemprov terkait pembukaan masjid
​​​​​​​
Ia menunjukkan foto yang menampilkan petugas berpakaian koko lengkap dengan peci hitam sedang mengukur suhu tubuh anggota jamaah di gerbang masjid.
Petugas mengukur suhu tubuh umat di gerbang Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta, Jumat (5/6/2020). (ANTARA/ HO)


Ada pula foto umat sedang mencuci tangan dengan sabun yang sudah disediakan pengurus Masjid Cut Meutia di luar dan di dalam area masjid.
Pengurus masjid menyiapkan sabun cuci tangan di luar dan dalam area Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta, Jumat (5/6/2020). (ANTARA/HO-Dewan Masjid Indonesia)

Pengurus masjid memasang spanduk imbauan dan sosialisasi kewajiban penggunaan masker dan menjaga jarak di depan Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta, Jumat (5/6/2020). (ANTARA/ HO-Dewan Masjid Indonesia)


Selain itu foto spanduk imbauan dan sosialisasi kewajiban penggunaan masker yang dipajang di depan pintu menuju ruang shalat berjamaah.

Arief mengatakan di tempat wudu dan di pintu masuk ruang shalat, pengurus masjid juga menyediakan cairan pembersih tangan.

Posisi shalat berjamaah juga dibuat berjarak dengan cara memberi tanda silang dengan lakban hitam sehingga ketika ada umat menempati tempatnya, mereka tidak berdempetan.

Demikian pula halnya dalam penyelenggaraan Shalat Jumat di Masjid Agung Sunda Kelapa. Saf jamaah juga dibuat berjarak dengan penanda yang mudah terlihat sehingga umat tidak saling berdempetan.

Pelaksanaan Shalat Jumat pada masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar sudah dibolehkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dengan syarat setiap masjid harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat, seperti jamaah wajib memakai masker dan jaga jarak.

Baca juga: JK lega kembali Jumatan berjamaah di masjid.
Baca juga: Masjid Al-Azhar siap gelar Shalat Jumat perdana pada PSBB transisi
Baca juga: Fatwa MUI DKI sandaran DMI selenggarakan Jumatan dua gelombang

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020