Makassar (ANTARA) - TNI AU akhirnya mengerahkan pesawat intai strategis Boeing B-737-200 Skuadron Udara 5 bersama tim Badan SAR Nasional di Makassar untuk membantu penanganan pencarian kecelakaan kapal laut lalu hilang yang terjadi di perairan Wanci, Sulawesi Tenggara.

"Pesawat TNI AU Boeing B-737-200 sudah lepas landas dari Pangkalan Udara TNI AU Hasanuddin untuk melakukan pencarian di sekitar perairan Pulau Wanci, Kendari , dengan estimasi sekitar dua jam pada ketinggian 10.000 kaki," ujar Kepala Badan SAR Nasional di Makassar, Mustari, Kamis.

Baca juga: SAR temukan dua nelayan kapal tenggelam di Wakatobi, lima hilang

Dalam pencarian itu, mereka telah berkoordinasi dengan Pangkalan Udara TNI AU Hasanuddin untuk pergerakan pencarian, sehingga diberikan dukungan mengunakan pesawat intai strategis dalam melakukan pencarian udara sesuai rute yang direncanakan.

Adapun tim yang terlibat di pesawat terbang intai strategis B-737-200 terdiri dari dua personel Badan SAR Nasional dan 14 personel Skuadron Udara 5 Intai Strategis yang mengawaki B-737-200 itu.

Baca juga: Kapal Bunga Rosia tenggelam di Laut Kabaena Sultra, Enam ABK selamat

Pesawat intai strategis ini akan bergeser menyisir ke perairan Kur Maluku untuk memantau area duga kecelakaan kapal cepat yang memuat 10 orang. "Semoga pelaksanaan pencarian udara hari ini pada dua titik kecelakaan membuahkan hasil, sehingga korban bisa ditemukan," harap Mustari.

Sebelumnya, Badan SAR Nasional di Makassar dan TNI AU Hasanuddin melaksanakan operasi pencarian kecelakaan kapal di Kendari dan Ambon belum lama ini.

Baca juga: Seluruh ABK kapal tenggelam di Manokwari berhasil diselamat

Kecelakaan kapal laut itu terjadi di Perairan Wanci, Sulawesi Tenggara. KM Dua Putri GT 26 dikabarkan bocor lambung dengan POB tujuh orang, serta kecelakaan kapal speed boat dengan POB 10 orang di perairan Kur, Kabupaten Malra, Maluku, yang pencariannta dipantau melalui udara.

Dua kecelakaan kapal yang terjadi ini juga ditangani Badan SAR Nasional di Kendari dan Ambon. Namun, dikarenakan belum adanya tanda-tanda posisi korban dan area wilayah pencarian di laut cukup luas.

Baca juga: Gelombang tinggi sulitkan pencarian korban kapal karam di Selat Malaka

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020