Jakarta (ANTARA) - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan Dr Emrus Sihombing menilai pengerahan TNI-Polri secara masif untuk mendisiplinkan masyarakat agar mematuhi penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sudah tepat.

"Saya rasa lebih tepat istilahnya penugasan. Ya, perlu kita apresiasi dan dukung penugasan TNI-Polri untuk menegakkan disiplin masyarakat," katanya saat dihubungi di Jakarta, Selasa malam.

Menurut dia, penugasan TNI-Polri untuk memastikan masyarakat mengikuti protokol kesehatan sesuai PSBB sebagaimana instruksi Presiden RI Joko Widodo sudah sewajarnya dilakukan.

Baca juga: Presiden kerahkan TNI-Polri secara masif, minta warga patuhi PSBB

Emrus mengakui, selama ini masyarakat sudah banyak yang mematuhi protokol kesehatan sebagaimana diimbau oleh pemerintah, tetapi masih saja ada masyarakat yang tidak mematuhinya.

"Penugasan TNI-Polri ini kaitannya dengan persoalan kemanusiaan. Kenapa? Kalau ada orang yang tidak mematuhi protokol kesehatan, misalnya tidak pakai masker, tidak 'physical distancing' (jaga jarak) kan membahayakan keselamatan orang lain," katanya.

Jadi, Direktur Eksekutif Emrus Corner itu mengingatkan bahwa kepatuhan terhadap protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah tidak hanya berkaitan dengan keselamatan diri sendiri, tetapi juga orang lain.

Baca juga: DPR: Pelibatan TNI-Polri tingkatkan kepatuhan protokol kesehatan

"Contohnya aturan memakai helm. Dulu, naik motor tidak perlu pakai helm, tetapi kemudian diwajibkan pakai helm. Itu untuk keselamatan diri sendiri. Sekarang ini, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga orang lain," katanya.

Oleh karena itu, Emrus menilai sudah sewajarnya penerapan disiplin terhadap protokol kesehatan di Indonesia seiring pandemi COVID-19 semakin diperketat, yakni dengan penugasan TNI-Polri.

Hanya saja, ia mengingatkan aparat TNI-Polri harus tetap mengedepankan langkah persuasif dan dialog dalam mendisiplinkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan nantinya.

Baca juga: Inilah daftar 25 kabupaten/kota dijaga TNI-Polri menuju "normal baru"

"Kedepankan langkah persuasif, dialog dulu. Kecuali, ada masyarakat yang membandel. Meski sudah diimbau tetap saja membandel," kata Emrus.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan akan mengerahkan aparat TNI dan Polri secara masif di titik-titik keramaian untuk mendisiplinkan masyarakat agar mematuhi penerapan PSBB.

"Mulai hari ini akan digelar oleh TNI dan Polri, pasukan berada di titik-titik keramaian dalam rangka mendisiplinkan, lebih mendisiplinkan masyarakat, agar mengikuti protokol kesehatan sesuai PSBB," ujar Presiden saat meninjau stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Normal baru, TNI-Polri awasi 1.800 titik pendisiplinan kesehatan

Menurut Presiden, pengerahan TNI dan Polri ini akan dilaksanakan di empat provinsi dan 25 kabupaten/kota yang telah menerapkan PSBB. Ia mengharapkan pengerahan aparat TNI dan Polri akan membuat masyarakat disiplin mematuhi ketentuan dalam PSBB, sehingga kurva penularan virus corona baru atau COVID-19 dapat menurun.

"Dimulainya TNI dan Polri ikut secara masih mendisiplinkan masyarakat ini, menyadarkan masyarakat, mengingatkan masyarakat, kita harapkan kurva dari penyebaran COVID ini akan semakin menurun," tuturnya.

Pemerintah sebelumnya telah mempertimbangkan untuk memulai aktivitas warga dalam tatanan kehidupan normal baru. Namun, hal itu tetap dengan mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona atau COVID-19.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020