Padang, (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi Bambang PS Brodjonegoro mengingatkan perguruan tinggi tidak terjebak dengan ego keilmuan dalam melakukan riset mengatasi dampak Corona Virus Disease (COVID-19).

"Para peneliti di perguruan tinggi jangan terjebak dengan ego bidang, mari bersama-sama bersinergi untuk menghasilkan inovasi dalam penanganan COVID-19," kata dia di Padang, Jumat.

Ia menyampaikan hal itu saat tampil sebagai pembicara pada Webinar dengan tema Riset, Inovasi dan Aplikasi untuk menanggulangi wabah dan dampak COVID-19 yang digelar Universitas Andalas (Unand) Padang secara daring.

Menristek memberi contoh untuk pembuatan ventilator tentu tidak bisa diserahkan kepada dokter selaku tenaga medis karena mereka tidak belajar untuk membuat alat kesehatan.

Baca juga: ITS kembangkan 25 hasil riset dan inovasi bantu penanganan COVID-19

Baca juga: AS tuding "aktor siber" berupaya curi riset vaksin dan data corona


"Dalam hal ini harus bersinergi orang teknik dengan orang kedokteran sehingga bisa tercipta ventilator yang saat ini dibutuhkan," kata dia.

Bambang menyampaikan begitu kasus COVID-19 pertama di Indonesia diumumkan pihaknya segera membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi untuk mempercepat penanganan pandemi ini.

Konsorsium beranggotakan lembaga pemerintah non kementerian, BUMN, Kementerian Kesehatan, BPOM, Dikti, RS, diaspora dan perguruan tinggi.

Untuk program pencegahan saat ini konsorsium fokus pada penelitian terkait tanaman obat, suplemen dan alat pelindung diri.

Sedangkan untuk skrining dan diagnosis dikembangkan tes PCR dan rapid test dan laboratorium mobile.

Berikutnya untuk alat kesehatan sedang dikembangkan ventilator, perangkat lunak data movement, peta geospasial dan robot pemberian obat.

Sementara Rektor Unand Prof Yuliandri menyampaikan telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi dan meminimalkan dampak COVID-19.

"Salah satunya saat ini Lab Biomedik Unand menjadi lab untuk pengujian spesimen tes swab pasien COVID-19," kata dia.*

Baca juga: AS tuding "aktor siber" berupaya curi riset vaksin dan data corona

Baca juga: Riset: Mayoritas pasien corona miliki antibodi tapi belum pasti kebal

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020