Yang harus kita waspadai adalah peringatan dari FAO yang menyatakan bahwa setelah COVID-19 ini berlalu, akan hadir krisis pangan dunia dan akan datangnya kemarau panjang sesuai dengan perkiraan BMKG
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengajak gubernur dan bupati di 77 titik untuk melaksanakan tanam padi dan jagung serentak.

Melalui konferensi video di ruang rapat Agriculture War Room (AWR) Kementan Jakarta, Selasa, Mentan mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bisa menghadapi ancaman krisis pangan dengan dengan penanaman yang lebih cepat dan momentum penyaluran sarana dan prasarana yang tepat.

"Yang harus kita waspadai adalah peringatan dari FAO yang menyatakan bahwa setelah COVID-19 ini berlalu, akan hadir krisis pangan dunia dan akan datangnya kemarau panjang sesuai dengan perkiraan BMKG," kata Syahrul.

Dalam acara tersebut, Mentan melakukan konferensi video bersama Gubernur NTT serta 22 bupati antara lain dari Jayapura, Merauke, Tapin, Sumbawa Barat, Humbang Hasundutan, Aceh Barat Daya, Batang, Barru, Enrekang, Lingga, Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Bungo, Landak, Kolaka, Belu, Batang, Bone, Bone Bolango, Pringsewu, Lingga, dan Tuban.

Dalam dialog bersama gubernur dan para bupati, Mentan meminta adanya lumbung pangan di tingkat provinsi dan kabupaten. Bahkan, kepala desa dan lurah diharapkan turut membangun juga lumbung desa agar ketersediaan pangan selalu tetap ada.

"Rakyat jangan buru buru menjual padinya agar ada cadangan beras di tingkat rakyat selalu tersedia," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menjelaskan bahwa sasaran tanam padi dan jagung pada 2020 cukup tinggi dibanding realisasi tahun sebelumnya.

"Untuk mencapai keberhasilan sasaran tersebut, pertanaman padi bulan Mei sampai dengan September 2020 harus dioptimalkan," kata Suwandi.

Pada 2020, secara nasional Pemerintah menargetkan luas tanam padi 11,66 juta hektare dengan potensi menghasilkan 33,6 juta ton beras. Untuk jagung, ditargetkan seluas 4,49 juta ha, berpotensi menghasilkan 24,17 juta ton jagung pipilan kering.

Berdasarkan Kerangka Sampling Area BPS, diketahui bahwa potensi panen padi pada Mei 2020 mencapai 1,25 juta ha yang menghasilkan beras sebesar 3,43 juta ton.

Sementara potensi panen padi pada Juni 2020 mencapai 740.000 ha dengan produksi beras sebesar 1,94 juta ton. Stok beras akhir Juni 2020 diperkirakan masih mencapai 6,84 juta ton.

Untuk komoditas jagung, potensi panen pada Mei 2020 seluas 210.000 ha, yang menghasilkan pipilan kering dengan kadar air 15 persen sebanyak 980.000 ton.

Pemerintah pun melakukan peningkatan indeks pertanaman dengan cara percepatan pengolahan lahan sehingga dapat segera melakukan tanam padi, serta perluasan di areal baru pada lahan kering, lahan rawa-lebak, dan hasil cetak sawah.

Selain itu, Kementan juga mengoptimalkan bantuan alsintan prapanen dan pascapanen dan mempercepat pelaksanaan kegiatan APBN dan APBD tahun 2020.

"Yang tidak kalah penting adalah meningkatkan pendampingan dan pengawalan pelaksanaan kegiatan di lapangan oleh penyuluh, babinsa, Pengawas Benih Tanaman, dan Kepala Cabang Dinas di Kecamatan," kata Suwandi.

Baca juga: Tetap produktif, petani bersiap lakukan tanam musim gadu

Baca juga: Antisipasi kemarau, Kementan alokasikan bantuan pompa dan sumur suntik

Baca juga: Percepat musim tanam kedua, Mentan sebut 5,6 juta hektare siap ditanam

Baca juga: Presiden Jokowi: Percepat musim tanam, manfaatkan hujan yang masih ada

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020