akhir Mei, kita bisa selesaikan kasus COVID-19 di Desa Bondalem
Singaraja (ANTARA) - Pemkab Buleleng menyatakan optimistis karantina warga Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali akan selesai pada akhir Mei ini, karena dari hasil test swab pertama yang dilakukan kepada 101 warga Bondalem, hanya satu orang yang hasilnya positif terpapar COVID-19.

Wakil Bupati Buleleng  I Nyoman Sutjidra, selaku Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Kabupaten Buleleng di Singaraja, Senin, menyatakan rasa optimisme qsesuai dengan prediksi dari data statistik tim ahli dalam bidang kesehatan masyarakat.

Kunci dari cepat meredanya penyebaran kasus COVID-19 adalah kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan pembatasan dan protokol kesehatan.

“Mudah-mudahan akhir Mei, kita bisa selesaikan kasus COVID-19 di Desa Bondalem, sehingga Bulan Juni sudah landai kembali. Sekarang kita memiliki waktu 20 hari lagi untuk menyelesaikan kasus di Bondalem,” katanya.

Selain itu, Wabup Sutjidra juga optimistis bahwa semua pasien yang positif COVID-19 di Buleleng akan sembuh dalam waktu dekat. Ia mengaku, Pemkab Buleleng telah berupaya maksimal dalam merawat pasien yang terpapar COVID-19.

Baca juga: 50 persen pasien COVID-19 di Buleleng sembuh

Baca juga: 30 pekerja migran Desa Bondalem-Buleleng jalani rapid test


"Mudah-mudahan pasien positif COVID-19 bisa cepat sembuh. Obat-obat sudah kami berikan kepada pasien. Mereka semua dalam keadaan yang baik, tidak ada keluhan, panas badannya tidak meningkat, tensinya bagus dan nafsu makannya bagus. Namun kami awasi pasien yang memiliki penyakit jantung, karena obat yang diberikan berpengaruh terhadap jantung,” katanya.

Wabup Sutjidra menjelaskan saat ini Pemkab Buleleng memberikan perhatian penuh dalam penanganan COVID-19 di Desa Bondalem yang memiliki kasus positif COVID-19 terbanyak di Kabupaten Buleleng.

Ia menjelaskan, Pemkab Buleleng telah melakukan upaya-upaya dalam penanganan COVID-19 di Desa Bondalem, sehingga Pemkab Buleleng memandang belum perlu melakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM).

“Kami menimbang belum perlu melakukan langkah yang lebih ekstrem lagi, karena situasi masih bisa terkendali, namun tetap dengan kewaspadaan yang penuh karena kita melawan virus atau musuh yang tidak terlihat,” katanya.

Sementara, terkait perkembangan penanganan COVID-19 di Buleleng menunjukkan bahwa terdapat Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Buleleng secara kumulatif berjumlah 49 orang, dengan rincian PDP Negatif enam orang, pasien yang di rawat di Buleleng hanya 16 orang, dirujuk ke Denpasar sebanyak enam orang dan sudah dinyatakan sembuh 21 orang.

Pasien terkonfirmasi positif yang dirawat diluar Buleleng berjumlah 7 orang, sedangkan Orang Dalam Pemantauan (ODP) secara kumulatif berjumlah 96 orang yang terdiri dari ODP yang masih dipantau tiga orang, ODP yang sudah selesai masa pantau berjumlah 93 orang.

Orang Tanpa Gejala (OTG) secara kumulatif berjumlah 732 orang dan sudah selesai masa pantau 546 orang, karantina mandiri 184 orang, dan karantina di RS Pratama Giri Emas satu orang, OTG yang karantina di Hotel satu orang.

Pemantauan juga terus dilakukan kepada pelaku perjalanan daerah terjangkit dan daerah transmisi lokal (tanpa gejala). Secara kumulatif berjumlah 3.007 orang dengan rincian 2.694 diantaranya sudah selesai masa pantau selama 14 hari dan sisa yang masih dipantau sebanyak 313 orang, terdiri dari pekerja kapal pesiar 168 orang, TKI lainnya terdapat 73 orang, WNA satu orang, pulang dari luar negeri tiga orang, serta orang yang datang dari daerah transmisi lokal di Indonesia berjumlah 68 orang.

Baca juga: Warga Buleleng-Bali terdampak COVID-19 disiapkan bantuan sembako

 

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/Made Adnyana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020