Sekarang pengiriman "swab" tidak bisa dilakukan via udara karena tidak ada penerbangan dan bandara ditutup sementara. Jadi kami hanya bisa mengirimkannya lewat darat dengan menggunakan travel dan itu pun tidak bisa tiap hari
Bengkulu (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu Herwan Antoni, SKM, M.Kes mengaku pihaknya kesulitan mengirimkan sampel "swab" pasien COVID-19 di daerah itu karena adanya pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah.

"Sekarang pengiriman swab tidak bisa dilakukan via udara karena tidak ada penerbangan dan bandara ditutup sementara. Jadi kami hanya bisa mengirimkannya lewat darat dengan menggunakan travel dan itu pun tidak bisa tiap hari," katanya di Bengkulu, Selasa.

Selama ini sampel swab pasien COVID-19 Bengkulu diuji di tiga tempat diantaranya di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang, laboratorium Universitas Andalas (Unand) Padang dan laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan di Jakarta.

Namun sejak berlakunya PSBB di beberapa daerah yang menyebabkan adanya pembatasan akses transportasi baik darat, laut maupun udara berimbas pada sulitnya pengiriman sampel swab pasien COVID-19 di Bengkulu.

Ia menambahkan hingga Senin (04/5) pihaknya bersama tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Bengkulu telah mengirim sebanyak 183 sampel swab.

Dari jumlah itu sebanyak 12 sampel dinyatakan terkonfirmasi positif virus korona jenis baru yang menyebabkan COVID-19 dan sebanyak 88 sampel masih dalam proses pemeriksaan.

"Kita juga sudah lakukan 'rapid test' sebanyak 3.492 kali dan sebanyak 43 di antara jumlah tersebut menunjukkan hasil reaktif, sedangkan sisanya non-reaktif," kata Herwan Antoni.

Sementara itu, juru bicara tim Gugus Tugas Percepatan penanganan COVID-19 Bengkulu Jaduliwan mengatakan Pemerintah Provinsi Bengkulu telah menggandeng sejumlah pihak untuk menyiapkan laboratorium polymerase chain reaction (PCR) untuk menguji sampel swab COVID-19 di RSUD M Yunus Bengkulu.

Penyiapan laboratorium ini melibatkan Universitas Bengkulu (UNIB), Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Bengkulu dan RSUD M Yunus Bengkulu.

Upaya pengadaan laboratorium kesehatan ini dilakukan guna mempersingkat rentang waktu pengujian sampel swab yang selama ini bisa mencapai 10 hari lebih untuk mengetahui hasilnya.

Dengan memiliki laboratorium sendiri, katanya, diharapkan Provinsi Bengkulu bisa mengetahui lebih cepat kasus positif COVID-19 di daerah itu sehingga berdampak pula pada upaya pemutusan rantai penularan virus korona jenis baru tersebut.

"Kolaborasi antara UNIB, BPOM dan RSUD M Yunus akan mempercepat terealisasinya laboratoriun PCR, sehingga hasil uji swab bisa dilakukan dengan cepat, karena kita punya alatnya sendiri," demikian Jaduliwan.

Baca juga: Gubernur umumkan kasus positif COVID-19 pertama di Bengkulu

Baca juga: Bengkulu asuransikan tenaga medis penanganan COVID-19

Baca juga: Orang kontak pasien reaktif COVID-19 di Mukomuko-Bengkulu ditelusuri

Baca juga: RSUD Bengkulu siapkan ruang isolasi untuk antisipasi penularan corona

Pewarta: Carminanda
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020