Jakarta (ANTARA) - Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto yang berada di bawah pengelolaan TNI AD merupakan salah satu dari sekian banyak rumah sakit rujukan penanganan pasien terjangkit pandemi virus corona (COVID-19).

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa menghadirkan kejutan penuh haru bagi masyarakat Indonesia setelah menggelar video telekonferensi antara perawat RSPAD dengan keluarganya yang ditinggalkan selama beberapa bulan untuk berjuang memutus wabah COVID-19.

Baca juga: Seorang perawat di Cirebon positif COVID-19 tertular pasien terinfeksi

Baca juga: Perawat di Kendari titip "buah hati" demi merawat pasien COVID-19

Baca juga: Ratih, perawat RSUD Banten berjuang ingin pasien COVID-19 sembuh


Melalui tayangan akun "Youtube" TNI AD, Jumat, Andika menghadirkan sesi tatap muka melalui video konferensi untuk melepas rindu antara perawat sebagai garda terdepan menghadapi wabah COVID-19 dengan keluarga.

Seorang jenderal bintang empat TNI AD yang secara mental telah teruji dan terbiasa menghadapi medan tempur sekali pun tak dapat menahan tangis saat menyaksikan langsung komunikasi antara sejumlah perawat pejuang COVID-19 dengan suami dan anaknya.

Dengan menahan deraian air mata serta pandangan yang tersirat meresapi tangisan rindu para pejuang COVID-19 untuk bertemu keluarganya, Andika berkaca-kaca ketika mendengar harapan seorang anak ingin bertemu ibunya bernama Rahmayanti yang bertugas sebagai perawat pasien COVID-19 di RSPAD.

Suster Rahmayanti membuka dialog dengan keluarganya yang dihadirkan secara virtual melalui layar besar.

"Sehat semuanya ya," ujar suster yang biasa disapa Yanti itu dengan suara terbata seraya mengusap air matanya dengan tangan yang masih dilapisi sarung tangan karet dan dilengkapi pakaian alat pelindung diri (APD).
 
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa menggelar tatap muka melepas rindu secara virtual antara perawat Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto dengan keluarganya yang ditinggal berbulan-bulan untuk berjuang sebagai garda terdepan menangani pasien terjangkit pandemi virus corona (COVID-19). (ANTARA/ HO-Youtube TNI AD)


Sementara itu, salah satu putri suster Yanti berharap ibunya bisa melaksanakan puasa bersama di rumahnya.

Suster lainnya, Heni Handayani pun diberikan kesempatan untuk berkomunikasi dengan salah satu putrinya.

"Hai kakak," Heni menyapa salah satu putrinya dengan deraian air mata.

"Mama cepet pulang, aku kangen," sapa anaknya kepada sang bunda yang masih mengenakan pakaian perawat berwarna hijau.

Linangan air mata pun tak mampu dibendung suster berkerudung itu hingga membasahi kelopak mata di wajahnya.

"Mama di sini sehat selalu," sambung Heni dengan ucapan terpotong-potong menahan kesedihan.

"I love you mama, cepat pulang jalan-jalan lagi," ucap putri dari Heni yang terlihat didampingi seorang wanita prajurit TNI AD berhijab, serta keluarga Heni lainnya.

Sedangkan salah satu putra Heni terlihat menangis saat berkomunikasi dengan sang bunda melalui video telekonferensi.

Begitu pun Suster Risma yang diberikan kesempatan untuk berkomunikasi secara virtual dengan suami dan anaknya.

"Semua kita dalam keadaan sehat ya, mama cepet pulang kita bertemu lagi keluarga di rumah kita," tutur suami Risma seraya memberikan semangat kepada istrinya itu.

Sama halnya, istri Kasad sekaligus Ketua Persit Kartika Chandra Kirana, Hetty Andika Perkasa yang terlibat telekonferensi pun tidak dapat menahan haru biru melihat perjuangan sang perawat di RSPAD yang berjuang menangani pasien COVID-19 hingga meninggalkan keluarga.

"Anak-anak belajar, ibadah tetap di rumah, doakan mama-mamanya semua biar terus sehat dan bisa tetap pulang kalau wabah ini sudah berakhir ya," pinta Hetty dengan suara parau menahan kesedihan.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2020