Kita harus bertindak tegas untuk melindungi planet kita dari virus corona dan ancaman eksistensial dari gangguan iklim
Jakarta (ANTARA) - Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan negara-negara di dunia untuk bertindak tegas melindungi planet bumi dari krisis virus corona dan ancaman eksistensial dari gangguan iklim.

Gutteres dalam keterangan resminya diterima di Jakarta, Rabu, mengatakan pada Hari Bumi ini, semua mata tertuju pada pandemi COVID-19, ujian terbesar yang dihadapi dunia sejak Perang Dunia Kedua.

Baca juga: Banyak cara bisa dilakukan hadapi perubahan iklim, sebut Duta UNICEF

"Kita harus bekerja sama untuk menyelamatkan hidup, meringankan penderitaan dan mengurangi konsekuensi ekonomi dan sosial yang hancur. Dampak virus corona itu langsung dan mengerikan," ujar dia.

Tetapi ada keadaan darurat lain yang lebih dalam, yakni krisis lingkungan yang sedang berlangsung di planet bumi. Keanekaragaman hayati menurun tajam, gangguan iklim sedang mendekati titik tidak bisa kembali.

Baca juga: Duta UNICEF: Belajar perubahan iklim dari masyarakat desa

"Kita harus bertindak tegas untuk melindungi planet kita dari virus corona dan ancaman eksistensial dari gangguan iklim. Krisis saat ini panggilan untuk membangunkan yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya.

Dunia perlu mengubah pemulihan menjadi peluang nyata untuk melakukan hal-hal yang benar untuk masa depan. "Karena itu saya mengusulkan enam tindakan terkait iklim untuk membentuk pemulihan dan pekerjaan di masa depan," ujar Guterres.

Baca juga: COVID-19 momentum wujudkan bumi berketahanan dari perubahan iklim

Pertama, ketika negara di dunia menghabiskan banyak uang untuk memulihkan dari virus corona, maka mereka harus memberikan pekerjaan dan bisnis baru melalui transisi yang bersih dan hijau.

Kedua, di mana uang pembayar pajak digunakan untuk menyelamatkan bisnis, uang itu harus dikaitkan dengan pencapaian pekerjaan ramah lingkungan dan pertumbuhan berkelanjutan. Ketiga, kekuatan fiskal harus mendorong pergeseran dari ekonomi abu-abu ke hijau, dan membuat masyarakat lebih tangguh.

Baca juga: KLHK sebut Perubahan iklim terjadi karena aktivitas manusia

Keempat, dana publik harus digunakan untuk berinvestasi di masa depan, bukan masa lalu, dan mengalir ke sektor dan proyek berkelanjutan yang membantu lingkungan dan iklim. Subsidi bahan bakar fosil harus diakhiri, dan pencemar harus mulai membayar polusi mereka.

Kelima, risiko dan peluang iklim harus dimasukkan ke dalam sistem keuangan serta semua aspek pembuatan kebijakan publik dan infrastruktur. Dan keenam, dunia perlu bekerja sama sebagai komunitas internasional.

"Keenam prinsip ini merupakan panduan penting untuk memulihkan diri secara lebih baik. Gas rumah kaca, seperti halnya virus, tidak menghormati batasan nasional. Pada Hari Bumi ini, tolong bergabung dengan saya dalam menuntut masa depan yang sehat dan tangguh bagi manusia dan Bumi," ujar Guterres.

Baca juga: Peringatan Hari Bumi secara virtual di tengah COVID-19

 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020