Diprediksi untuk yang penyaluran atau konsumsi BBM di masa Idul Fitri sekarang mungkin relatif stagnan artinya nggak akan jauh beda gitu dengan sebelumnya
Denpasar (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) memprediksi konsumsi LPG ada sedikit peningkatan saat Idul Fitri 2020, sedangkan untuk konsumsi BBM diperkirakan relatif stagnan selama pandemi COVID-19 ini.

“Diprediksi untuk yang penyaluran atau konsumsi BBM di masa Idul Fitri sekarang mungkin relatif stagnan artinya nggak akan jauh beda gitu dengan sebelumnya. Kita dari kondisi normal aja sudah turun 40 persen, jadi mungkin nggak sampai 50 persen lah paling tinggi itu tapi nggak akan sama dengan normal. Kalau untuk LPG prediksi kami akan ada sedikit kenaikan karena semakin banyak orang di rumah selama masa ini dan banyak penduduk muslim di Bali merayakan Idul Fitri di sini akan banyak konsumsi lagi nih,” kata Sales Area Manager Retail Bali, Deny Sukendar usai dikonfirmasi di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan stok saat ini akan lebih dari cukup karena konsumsi mulai menurun dan stok akan lebih tinggi atau lebih banyak. Kata dia, selama ini suplai juga sudah sampai hingga ke daerah dan tetap didukung dengan pemerintah setempat karena ini juga merupakan kebutuhan masyarakat.

Dalam menghadapi Idul Fitri 2020 selama COVID-19 PT Pertamina juga sudah membentuk tim Satgas Ramadhan, Idul Fitri dan COVID-19 (Rafico) yang berjalan per 1 April 2020 seluruh Indonesia jadi laporannya terpusat.

Selama COVID-19, Kata Deny, ada beberapa hal yang dipastikan setiap hari yaitu penyaluran BBM dan LPG ke Bali, dan memastikan kondisi Pertamina secara nasional stok aman sampai 20 harian. Untuk di Bali sendiri berkisar rata-rata setiap produk sekitar 10 harian, sedangkan untuk LPG sekitar 7 hari jadi kalau untuk suplai tetap aman.

“Yang kedua terkait konsumsi, kondisi saat ini benar-benar anomali dibandingkan tahun lalu kalau yang lalu itu rata-rata BBM gasolin di Bali bisa naik sekitar 3 persen tapi solar gasolin memang agak turun sekitar 7 sampai 10 persen. Kalau LPG biasanya kecenderungannya naik 5 sampai 7 persen tapi kalau di sini kan anomali ini kita nggak bisa memprediksi kondisinya kan,” jelas Deny.

Ia menambahkan suplai untuk Idul Fitri 2020 ini jumlahnya berbeda-beda setiap daerah, tergantung dari kebutuhan masyarakat. “Contohnya konsumsi di Kota Denpasar akan lebih tinggi dibandingkan kabupaten lain dilihat dari mobilitas penduduknya, untuk LPG juga demikian. Kalau dilihat sebelumnya Kota Denpasar bisa mencapai hampir 30 persen konsumsi baik BBM maupun LPG dibandingkan wilayah lain,”katanya.

Selain itu, Ia menambahkan bahwa untuk jumlah konsumsi di bulan April sudah turun sekitar 40 persen. Kata Deny, untuk LPG ada dua yaitu LPG tabung tiga kg dan LPG nonsubsidi yang Bright gas itu, kalau yang LPG tiga kg relatif stabil sampai bulan Maret tapi bulan April ini turun sekitar tiga persen dibandingkan bulan Maret, sedangkan untuk bright gas dan untuk yang 75 kg jatuh hampir sampai 80 persen.

Baca juga: Perayaan Imlek dorong peningkatan konsumsi avtur di dua bandara
Baca juga: Diskon 50 persen bagi Ojol dari Pertamina sudah berlaku di Bali

Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020