Pekanbaru (ANTARA) - Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) atau terduga COVID-19 di Provinsi Riau yang meninggal naik drastis pada awal pekan ini menjadi 18 orang, yang seluruhnya belum terkonfirmasi karena hasil uji swab belum ke luar.

“Mengenai jumlah PDP yang meninggal 18 orang sampai sekarang hasil swab-nya belum ke luar,” kata Juru Bicara COVID-19, dr. Indra Yovi Sp.P (K) di Pekanbaru, Senin.

Belasan PDP yang meninggal tersebut paling banyak di Kota Pekanbaru, yakni ada enam orang. Selain itu, ada dua orang PDP yang meninggal di daerah itu, dan setelahnya baru terkonfirmasi positif COVID-19. Mereka belum sempat mendapatkan perawatan medis sesuai standar pasien positif COVID-19.

Baca juga: Positif COVID-19 Riau naik jadi 20 orang, salah satunya tenaga medis

Kasus kematian PDP lainnya di Kabupaten Kampar ada tiga orang. Selain itu, ada juga di Kota Dumai, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kabupaten Indragiri Hilir masing-masing dua orang, serta Kabupaten Rokan Hilir ada satu orang meninggal.

Ia mengatakan pasien yang meninggal sudah dikirimkan sampel swab ke Balitbangkes Kementerian Kesehatan di Jakarta, namun belum semua hasilnya ke luar. Pasien PDP juga telah dimakamkan dengan standar keamanan pasien positif corona.

Namun, ada pengecualian pada satu PDP asal Kota Dumai yang meninggal sebelumnya belum sempat diambil swab karena sudah terlebih dahulu dibawa oleh keluarganya.

“Kita menunggu hasil swab-nya kalau positif langsung dimasukkan sebagai PDP yang terkonfirmasi (COVID-19) tapi belum sempat diobati sudah meninggal,” katanya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Riau pada Senin (13/4/2020) jumlah positif COVID-19 bertambah jadi 20 orang. Baru ada dua pasien yang dinyatakan sehat, sedangkan sudah ada dua warga yang meninggal dunia sebelum sempat mendapat perawatan kesehatan dan terkonfirmasi positif COVID-19.

Baca juga: 40.000 warga Pekanbaru akan dapat bantuan selama PSBB

Di Riau kini ada 123 pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih dirawat. Kemudian sudah ada 102 PDP terbukti negatif COVID-19 dan dipulangkan. Sedangkan, untuk orang dalam pemantauan (ODP) kini mencapai 12.874 orang.

Mengenai sudah dimasukkannya Kota Pekanbaru sebagai daerah transmisi lokal atau zona merah COVID-19 di Indonesia, ia mengatakan seluruh warga di Ibukota Provinsi Riau tersebut berisiko menularkan ataupun tertular virus mematikan tersebut.

“Artinya kita ini semua bisa dalam tanda kutip dianggap ODP atau orang yang berisiko. Kalau kita sudah dianggap ODP inilah yang paling penting masyarakat, orang-orang sebisa mungkin melakukan isolasi di rumah,” katanya.

Kalaupun warga terpaksa harus ke luar rumah karena ada kepentingan mendesak, maka wajib menggunakan masker. “Kita pakai masker artinya kita melindungi diri saya dan orang lain. Ini sangat penting,” demikian dr. Indra Yovi. ***3***

Baca juga: Riau dorong PSBB di Pekanbaru karena positif COVID-19 terus naik
Baca juga: Jam operasional Bandara Pekanbaru dipangkas empat jam
Baca juga: Risma sikapi peningkatan kasus COVID-19 di Surabaya


Pewarta: FB Anggoro
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020