Musi Rawas, Sumsel (ANTARA News) - Tingginya curah hujan memasuki musim tanam tahun ini menyebabkan petani yang ada di Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatra Selatan mengalami kesulitan karena tanaman padi sering rusak akibat banjir.

Karena itu, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Musi Rawas, Ghufron, Senin, mengeluarkan imbauan agar petani menunda musim tanam kali ini yang jatuh pada bulan April ini, hingga curah hujan normal, guna menghindari kerugian yang akan dialami petani.

Metode pengalihan masa tanam di akhir musim hujan ini merupakan cara paling efektif untuk mengantisipasi gagal tanam pada awal musim tanam tahun ini, terutama daerah yang dikenal rawan banjir, seperti di Kecamatan STL Ulu Terawas dan Purwodadi.

Sedangkan bagi petani yang sudah terlanjur menanam hendaknya untuk dapat menjaga kelancaran saluran air dangan membersihan saluran irigasi, baik yang masuk kesawah maupun saluran pembuangan air.

Sedangkan untuk daerah-daerah yang relatif aman dari musibah banjir selayaknya tetap dengan jadwal tanam semula.

"Secara umum, penundaan masa tanam tidak akan memiliki pengaruh terhadap kapasitas dan target produksi beras di Kabupaten Musi Rawas. Penundaan musim tanam salah satu upaya antisipasi di daerah rawan banjir saja," jelasnya.

Sampai akhir bulan April 2009, curah hujan didaerah tersebut masih cukup tinggi dan cukup panjang, kejadian ini diluar prediksi semua pihak.

Dikhawatirkannya keadaan ini akan menimbulkan banyak hama yang akan menyerang tanaman padi salah satunya hama keong mas.

"Kita juga mengimbau petani membersihkan lahan persawahannya dari gulma sehingga kelembaban lahan yang tinggi dapat diatasi khususnya untuk mengurangi serangan hama," ingatnya.

Sementara Suardi (39), salah seorang petani yang ada di Desa G-I Mataram, Kecamatan Tugumulyo, mengakui pada musim tanam kali ini menjadi terganggu akibat curah hujan yang tinggi, sehingga banyak tanaman padi yang baru ditanam, sering mati akibat terendam banjir.

"Banjir telah merendam tanaman yang baru berumur beberapa hari, akibatnya yang tumbuh hanya sebagain kecil saja," ujarnya dengan nada prihatin.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009