Jaga jarak perlu dilakukan terutama untuk mencegah percikan-percikan yang terjadi saat kita batuk, bersin
Jakarta (ANTARA) - Sosiolog yang juga dosen Universitas Indonesia Imam B Prasodjo mengatakan penjarakan fisik untuk mencegah penularan virus corona penyebab COVID-19 perlu lebih banyak disosialisasikan.

"Jaga jarak perlu dilakukan terutama untuk mencegah percikan-percikan yang terjadi saat kita batuk, bersin, bahkan berbicara mengenai tubuh kita," kata Imam saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Angkutan umum di DKI dinilai berhasil terapkan jarak sosial

Imam mengatakan bangsa Indonesia adalah bangsa yang akrab sehingga penjarakan fisik untuk mencegah penyebaran COVID-19 menjadi sesuatu hal yang aneh.

Dalam setiap kesempatan, masyarakat Indonesia terbiasa berkumpul dan bersilaturahmi sehingga penularan COVID-19 sangat mudah terjadi.

Baca juga: PDIB: Jaga jarak harus dilakukan tegas cegah penularan COVID-19

"Penularan COVID-19 tidak hanya bisa terjadi melalui batuk atau bersin saja. Virus corona juga bisa berpindah dari seorang perokok yang mengisap dan mengembuskan asap rokoknya," tuturnya.

Apalagi, para perokok juga sering bersosialisasi dengan merokok bersama-sama. Hal itu membuat virus corona semakin mudah terjadi.

"Padahal para ahli sudah banyak menyampaikan bahwa merokok meningkatkan risiko tertular virus corona. Seharusnya wabah virus corona ini juga bisa menjadi momentum para perokok untuk berhenti merokok," katanya.

Baca juga: Wapres dorong Gubernur sosialisasikan aturan "social distancing"

 

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020