Makassar (ANTARA) - Tim Satgas COVID-19 Universitas Hasanuddin (Unhas) menyarankan penggunaan "hand sanitizer" atau pembersih tangan sebaiknya selagi tak ada air mengalir sebagai upaya mencegah penularan virus corona baru (COVID-19).

Anggota Tim Satgas Covid-19 Unhas Dr Yusnita Rifai M Pharm Apt menjelaskan sesuai protokol panduan pencegahan penyebaran COVID-19 dari Kementerian Kesehatan, "hand sanitizer" seyogyanya digunakan dalam keadaan tidak tersedia air mengalir dan sabun.

"'Hand sanitizer' bersifat portable atau dapat dibawa kemana-mana, mudah pemakaiannya dan mengandung bahan antiseptik," kata Yusnita dalam keterangannya di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.

"Antiseptik adalah germisida pembunuh kuman. Bahan aktifnya adalah alkohol dengan kadar 60-90 persen yang bersifat virucidal atau membunuh virus," kata Yusnita.

Baca juga: Angkutan umum di DKI dinilai berhasil terapkan jarak sosial

"H​​​​and sanitizer" digunakan seperlunya saja,. Misalnya sebelum dan setelah bersentuhan dengan benda yang dikhawatirkan terpapar virus.

Setelah menyentuh gagang pintu yang banyak disentuh orang lain atau bersalaman dengan orang.

COVID-19 itu menular melalui droplet di udara yang dapat bertahan beberapa jam di atas permukaan aluminium, logam dan bahan lainnya. Pada "imported case" dan "local transmission", COVID-19 dapat diinaktivasi dengan bahan-bahan antiseptik dan disinfektan.
Baca juga: Anies Baswedan prioritaskan "rapid test" bagi tenaga medis

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020