Ada ratusan pramuwisata yang home base-nya di Labuan Bajo sekarang tidak beraktivitas apa-apa, karena memang tidak ada wisatawan yang dilayani
Kupang (ANTARA) - Ketua Dewan Pimpinan Cabang Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Manggarai Barat, Sebastian Pandang, mengemukakan ratusan pramuwisata atau pemandu wisata yang beroperasi di Labuan Bajo saat ini terpaksa menganggur akibat pembatalan paket wisata menyusul merebaknya wabah Virus Corona baru (COVID-19).

"Ada ratusan pramuwisata yang home base-nya di Labuan Bajo sekarang tidak beraktivitas apa-apa, karena memang tidak ada wisatawan yang dilayani," katanya kepada Antara ketika dihubungi dari Kupang, NTT, Kamis.

Sebastian menjelaskan ratusan paket wisata baik domestik maupun mancanegara ke Labuan Bajo yang sebelumnya dipesan hingga Juni 2020 terpaksa dibatalkan akibat wabah  COVID-19.

"Paket wisata yang sudah deal mulai Maret-Juni 2020 terpaksa dibatalkan karena wabah Corona ini dan ada wisatawan yang meminta pengembalian biaya paket tour yang sudah mereka bayar," katanya.

Hal itu, lanjut dia, membuat ratusan pemandu wisata yang berbasis di Labuan Bajo kehilangan pendapatan dari hasil melayani kunjungan Ia wisatawan.

Baca juga: Cegah COVID-19, di Labuan Bajo penumpang kapal asing wajib diperiksa

Ia mengatakan sedikitnya ada 265 pemandu yang tergabung dalam HPI maupun lebih 50-an pemandu wisata di luar HPI merasakan dampak tersebut.

Sebastian berharap kondisi serangan COVID-19 ini segera mereda dan aktivitas wisata segera normal sehingga kerugian ekonomi yang dialami masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pariwisata di daerah itu tidak berkepanjangan.

"Kita berharap masa sulit ini segera berlalu karena dampak ekonomi sangat terasa, tidak hanya dirasakan teman-teman pemandu wisata, namun juga semua pelaku wisata, seperti travel agent, perhotelan, jasa transportasi, dan lainnya," katanya.

Baca juga: Pemandu wisata bahasa Mandarin di Bali terdampak penurunan wisatawan

Baca juga: Thailand menyaring pemandu wisata untuk mencegah virus corona



 

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020