Jakarta (ANTARA) - Penggunaan kamera thermal di area publik lebih direkomendasikan dibanding termometer tembak untuk mengetahui suhu tubuh seseorang dengan kemungkinan kontak yang lebih sedikit dan akurasi lebih tinggi untuk mencegah COVID-19.

Ketua Umum Asosiasi Teknologi dan Industri Sekuriti Indonesia (ATISI), Sanny Suharli di Jakarta, Rabu, mengatakan penggunaan kamera thermal lebih direkomendasikan, juga karena alasan minimnya “human error”.

“Idealnya selama pembatasan aktivitas di ruang publik selama 14-28 hari ke depan, berbagai area penting seperti bandara, stasiun, pelabuhan, terminal hingga sekolah mulai memasang kamera thermal untuk meningkatkan keamanan masyarakat, sekaligus mengantisipasi lonjakan aktivitas pada Ramadan dan Idul Fitri,” kata Dr Sanny Suharli.

Baca juga: Fasilitas publik di Surabaya dilengkapi pengukur suhu tubuh

Ia mengatakan kamera thermal merupakan salah satu hal yang tak kalah penting untuk meningkatkan upaya deteksi dini suhu tubuh di ruang publik atau tempat yang memiliki arus keluar masuk lebih dari 200 pengunjung.

Presiden Direktur PT Professtama Teknik Cemerlang, Irwandi Salim mengatakan pihaknya menyediakan kamera thermal Jisung Protech, yang memiliki teknologi keamanan andal dari Korea Selatan.

Sepanjang Februari dan Maret ini ada peningkatan permintaan kamera thermal Jisung Protech lebih dari 10 kali lipat, karena rekomendasi WHO untuk mengukur suhu tubuh sebagai langkah awal deteksi COVID-19.

Baca juga: Bandara Ngurah Rai datangkan 12 unit pemindai suhu tubuh

“Walaupun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penggunaan kamera thermal tepat sasaran dan efektif,” katanya.

Ia menyarankan penggunaan kamera thermal dengan tingkat akurasi di bawah 0,5 derajat celcius kemudian menempatkannya dalam jarak efektif.

“Saat ini sudah ada kamera thermal yang bisa mendeteksi suhu secara akurat dalam jarak 1-2 meter persegi, seperti kamera thermal tipe W95 dari Jisung Protech. Bila perlu yang lebih canggih, ada kamera thermal Jisung Protech tipe D60 yang bisa mendeteksi dari jarak 3-10 meter persegi,” katanya.

Selain itu, pilih kamera thermal dengan layanan purna jual yang baik dan staf pelayanan terlatih.

Kamera thermal juga sebaiknya terkoneksi dengan monitor dan CCTV, sehingga petugas dan pengunjung dapat melihat pengukuran suhu tubuh, namun alarm hanya dapat didengar oleh petugas.

“Lalu pastikan ketika terdeteksi ada pengunjung dengan suhu tubuh tinggi di kamera thermal, staf melaksanakan pelaporan, pemeriksaan, larangan masuk, dan isolasi sesuai SOP,” katanya.
 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020