melakukan pemeriksaan spesimen yang lebih massal
Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Dokter Emergency Indonesia (PDEI) mengatakan masyarakat harus mematuhi kebijakan belajar atau bekerja dari rumah yang ditentukan sejumlah Pemerintah Daerah dan beberapa perusahaan guna membatasi dan melokalisir penyebaran COVID-19 melalui interaksi sosial.

"Masyarakat harus patuh. Social distance itu bukan berarti dia seperti liburan sekolah atau kerjaan libur," kata Ketua PDEI Dr. Mohammad Adib Khumaidi melalui sambungan telepon kepada ANTARA di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan social distance atau batasan interaksi sosial yang diberlakukan melalui kebijakan belajar atau bekerja dari rumah adalah untuk mengurangi penyebaran virus SARS-COV-2, penyebab penyakit COVID-19.

Melalui social distance tersebut, masyarakat diharapkan dapat mengurangi interaksi sosial di luar sehingga penyebaran virus, yang ditularkan melalui kontak erat dari droplet seseorang yang terinfeksi atau benda-benda perantara lainnya, dapat berkurang.

Adip juga mengatakan waktu yang ideal untuk memberlakukan social distance tersebut adalah 14 hari, sesuai dengan masa inkubasi virus.

Baca juga: PDEI minta pemerintah perhatikan alat proteksi tenaga medis

Sehingga seseorang yang terinfeksi virus tersebut dapat mengisolasi diri dan tidak menularkan virusnya kepada orang lain selama waktu tersebut.

"Jadi kalau misalnya kita kurangi kontaknya, kita harapkan proses penyebarannya juga berkurang," katanya.

Kemudian, selama pembatasan interaksi sosial tersebut, pemerintah juga sekaligus dapat melakukan tugas penatalaksanaan, pencarian, pelacakan serta penemuan kasus secara dini sehingga dapat memetakan daerah-daerah mana saja yang berpotensi terjadi penyebaran.

"Juga melakukan pemeriksaan spesimen yang lebih massal sehingga lebih mudah untuk melakukan pemetaan terhadap penyebaran infeksinya itu sendiri," katanya.

Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat yang mendapat kesempatan untuk belajar dan bekerja dari rumah agar memanfaatkan kesempatan tersebut dengan memperbanyak aktivitas di dalam rumah sembari terus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

"Jadi mereka disuruh di rumah untuk self isolation. Terus kalau ada keluhan baru ke rumah sakit. Selama itu ya aktivitasnya di rumah, bukan berarti libur kemudian malah ke mana-mana," katanya.

"Karena filosofis utama social distance ini adalah mengurangi kontak sehingga umpamanya dia di rumah, dia melakukan pekerjaan-pekerjaan itu di rumah. Berarti mengurangi kontak dengan orang-orang di luar," katanya lebih lanjut.

Karena itu, ia berharap masyarakat memahami dan mematuhi kebijakan tersebut.

Baca juga: IDI Aceh minta orang tua tak bawa anaknya liburan

Pewarta: Katriana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020