Memang ada indikasi dampak dari virus corona, namun saat ini tidak signifikan
Kabupaten Wakatobi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara mengatakan sektor pariwisata di daerah itu memang mulai merasakan dampak dari sebaran virus corona, namun belum begitu signifikan.

"Memang ada indikasi dampak dari virus corona, namun saat ini tidak signifikan," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Kabupaten Wakatobi Nadar di Wakatobi, Jumat.

Indikasi dampak tersebut terlihat dari adanya konfirmasi dari pihak wisata live on board (LOB) beberapa waktu lalu yang menyatakan penumpang dari Hong Kong, China melakukan penjadwalan ulang.

Namun, secara umum, ia mengatakan tren penurunan kunjungan belum begitu terlihat sebab wisatawan dari luar negeri yang mengunjungi Wakatobi didominasi oleh turis dari Eropa.

Baca juga: Taman Laut Taka Bonerate disebut tak kalah dari Wakatobi dan Bunaken

"Sebenarnya kan untuk wisatawan internasional itu banyak yang dari Eropa karena ada diving di sini, sehingga belum terlalu terdampak corona," katanya.

Meskipun demikian, memang kunjungan dari turis mancanegara asal China juga selalu ada ke wilayah tersebut untuk menikmati pariwisata di Wakatobi.

Secara detail, pemerintah setempat belum menghitung penurunan statistik kunjungan wisata internasional ke daerah tersebut. Sebab, hal itu biasanya dikalkulasikan untuk jangka waktu tahunan.

Di sisi lain, ia memahami pemerintah pusat tentu harus menempuh kebijakan subsidi tiket untuk beberapa destinasi demi menghindari penyebaran virus corona di Tanah Air terutama yang memang terhubung langsung secara internasional dengan negara-negara tersebut.

Pemerintah Wakatobi juga sepenuhnya memercayai pemerintah pusat terkait penanganan dan pengendalian wabah virus corona serta menilai selama ini pemangku kepentingan konsen dan cukup antisipatif terhadap virus.

"Saya kira kita juga sudah tau serta memahami situasi yang sedang terjadi," ujarnya.

Baca juga: Upaya Wakatobi pertahankan status cagar biosfer

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020