Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengatakan Indonesia membutuhkan suatu inovasi yang bagus dan mumpuni agar bisa menurunkan angka stunting (kekerdilan) dari 30,8 persen menjadi 19 persen pada akhir 2024.

"Oleh karena itu angka 30,8 persen turun menjadi 19 persen dalam lima tahun itu berat. Maka harus ada inovasi yang bisa menurunkan angka stunting di Indonesia," kata Kepala Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Siswanto di Jakarta, Senin.

Kemenkes, kata dia, terus mencari inovasi yang bisa menekan angka kekerdilan. Namun sampai sekarang belum ada yang menemukan inovasi tersebut. Selama lima tahun terakhir pihak terkait masih sebatas koordinasi antarkementerian dan lembaga.

Baca juga: Yayasan 1000 Hari sebar 12 ribu poster stunting di 22 pulau

"Sebetulnya belum menemukan suatu inovasi yang bisa menurunkan stunting dengan cepat pada level operasional," katanya.

Apalagi, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto meminta target penurunan angka kekerdilan di Indonesia yaitu 14 persen. Namun, lanjut dia, menurut pakar gizi hal itu tersebut mustahil dapat dilakukan.

"Kalau kata para ahli gizi itu mustahil tapi ini barang kali ini cita-cita secara politis," ujar dia.

Saat ini wilayah Indonesia bagian timur masih menunjukkan angka kekerdilan yang cukup tinggi terutama Nusa Tenggara Timur (NTT) yakni 42,6 persen diikuti Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Gorontalo.

Baca juga: Program sembako diharapkan bantu kurangi stunting

Meskipun demikian, katanya, sebagian Pulau Sumatera dan Jawa sudah bagus. Bahkan, DKI Jakarta sudah berada pada angka 17 persen. Sementara badan kesehatan dunia atau WHO menetapkan batasan kekerdilan sebesar 20 persen.

"Paling bagus Bali, Kepulauan Riau, Bangka Belitung dan DKI Jakarta itu bagus di bawah 20 persen," katanya.

Secara umum, pemerintah serius menangani kekerdilan karena persoalan tersebut merupakan proyek utama. Saat ini terdapat sekitar 20 proyek utama nasional dua ada di antaranya ada Kemenkes.

"Menurunkan stunting sama menurunkan angka kematian ibu," katanya.

Ia menambahkan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menekan angka kekerdilan yaitu intervensi kepada ibu hamil. Selain itu, orang tua juga diminta memperhatikan 1.000 hari kehidupan anak terutama pemberian asupan gizi.

Baca juga: Cegah kekerdilan, Kulon Progo kembangkan padi Nutri Zinc
Baca juga: Dokter: Posyandu bantu deteksi dan cegah anak gizi buruk
Baca juga: 160 kabupaten tinggi "stunting", Wapres Ma'ruf bentuk tim terpadu

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020