Poster tinggi badan diharapkan mampu membantu orang tua dan pengasuh dalam memvisualisasikan pertumbuhan anak, status pertumbuhan dan target tinggi badan anak sesuai usianya.
Jakarta (ANTARA) - Yayasan 1000 Hari atau "1000 Days Fund" menyebarkan 12 ribu poster tentang ukuran tinggi badan bagi anak-anak di 22 pulau terutama Indonesia bagian timur sebagai upaya pencegahan stunting atau gagal tumbuh akibat kebersihan yang tidak baik atau nutrisi tidak tercukupi.

"Ini merupakan awal yang baik dan kami terus berkomitmen untuk melakukan berbagai intervensi dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia," kata koordinator penjangkauan Yayasan 1000 Hari, Valerie Krisni di Jakarta, Senin.

Poster tinggi badan diharapkan mampu membantu orang tua dan pengasuh dalam memvisualisasikan pertumbuhan anak, status pertumbuhan dan target tinggi badan anak sesuai usianya.
Baca juga: Ahli ingatkan pentingnya konsumsi protein hewani cegah stunting
Baca juga: 105 kepala daerah berkomitmen turunkan prevalensi stunting

Poster tinggi badan tersebut didesain "oleh ibu untuk ibu" melalui serangkaian diskusi grup terarah yang diadakan di 16 pulau dan desa urban serta rural di Indonesia.

"Poster ini memuat cara-cara yang mudah diikuti oleh orang tua dan pengasuh tentang perilaku serta pola asuh dalam 1.000 hari pertama kehidupan anak yang dimulai sejak dalam kandungan," katanya.

Valerie mengatakan para kader menjadi salah satu ujung tombak melawan stunting di Indonesia. Mereka perlu memiliki pengetahuan yang mumpuni agar bisa meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melawan stunting.
Baca juga: Pemerintah ingin penataran pranikah cakup materi pencegahan stunting
Baca juga: Akademisi: perkuat posyandu guna mendukung pencegahan stunting


Sementara itu, Kepala Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Siswanto mengatakan stunting bukan hanya sekadar masalah kesehatan dan gizi saja, meskipun persoalan utamanya memang dua hal tersebut.

Ia menjelaskan stunting berhubungan erat dengan kebersihan dan sanitasi, pola asuh, literasi ibu terkait tumbuh kembang balita dan pola hidup sehari-hari.

"Karena itu, penanggulangan stunting harus dimulai dari tingkat rumah tangga," kata dia.

Organisasi kesehatan dunia atau WHO dan Bank Dunia mencatat 31 persen anak-anak Indonesia menderita stunting atau gagal tumbuh. Untuk angka prevalensi tertinggi yaitu Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 43 persen.
Baca juga: Festival Isi Piringku upaya pencegahan stunting di Wonosobo
Baca juga: Dokter paparkan pentingnya ASI untuk cegah bayi kerdil

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020