Morowali (ANTARA) - Sebuah gereja cukup megah yang dibangun dengan dana bantuan PT.Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dengan dana miliaran rupiah, diresmikan penggunaannya, Senin, sebagai simbol tingginya toleransi antarummat beragama di kawasan industri nikel terbesar di Asia tersebut.

Gedung gereja ini berukuran 531 meter persegi di atas tanah seluar 2.900 meter persegi yang bisa menampung 1.000 orang jemaat dan akan dimanfaatkan secara oikumenis oleh berbagai denominasi gereja di wilayah itu.

Gereja ini berdampingan dengan masjid Al Mu'minin yang juga didirikan IMIP di Desa Labota, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali.
Baca juga: Seribuan karyawan PT IMIP Morowali Sulteng hentikan mogok kerja

Bupati Morowali Taslim meresmikan bangunan gedung gereja itu yang ditandai penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita disaksikan antara lain Ketua Forum Kerukunan Umar Bewragama (FKUB) Sulteng Prof Dr Zainal Abidin yang juga Ketua MUI Kota Palu.

"Rumah ibadah merupakan sebuah wadah di dalam membina kerohanian masyarakat. Masjid, gereja, pura dan lainnya, adalah sarana dalam membangun kerukunan, membangun persaudaraan dan membangun kedamaian untuk seluruh umat beragama," ujar Prof Zainal.

Bagi Prof Zainal yang juga mantan Rektor IAIN Palu itu, pembangunan Gereja Oikoumene di Kawasan PT IMIP yang berdampingan dengan Masjid Al Mu'minin PT IMIP menjadi simbol kerukunan umat beragama yang ada di Kabupaten Morowali.
Baca juga: Karyawan PT IMIP Bahodopi hilang terseret banjir Sungai Dampala

"Jika Masjid dan gereja bisa berdampingan seperti ini, menjadi hal yang sangat luar biasa. Hari ini kita buktikan bahwa di Desa Labota, Kecamatan Bahodopi, di lingkungan IMIP, ternyata bisa dibangun tempat ibadah umat Islam dan Kriste. Ini adalah simbol kerukunan umat beragama," ujar Prof Zainal.

Atas dasar itu, katanya, FKUB Sulteng memberikan apresiasi dan penghargaan kepada IMIP yang mempekerjakan sekitar 35.000 tenaga kerja itu, yang telah membangun tempat ibadah di dalam kawasan industri sehingga para pekerja dan masyarakat memiliki sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketqwaan mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa.

"Lewat msjid, gereja dan tempat ibadah lainnya, diharapkan karyawan-karyawati IMIP akan semakin meningkatkan kejujuran mereka dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya," katanya.
Bupati Morowali Taslim membuka pintu disaksikan Senior Vice Presiden PT.IMIP Slamet Panggabean dan Kabid Bimas Kristen Kanwil Kemenag Sulteng Kaleb Toki'i (kanan) pada peresmian Gereja Oikumene PT.IMIP di Morowali, Senin. (ANTARA/HO-Dedi Kurniawan)

Bupati Morowali Taslim mengatakan pendirian sarana ibadah untuk karyawan dan masyarakat sekitar menjadi sebuah upaya yang harus diapresiasi oleh semua pihak, khususnya pemerintah yang notabene merupakan tanggung jawab negara dalam menyiapkan fasilitas tempat ibadah untuk umat beragama.

"Melalui sarana dan fasilitas ini, kita berharap bisa memberi kontribusi yang nyata di Kabupaten Morowali, khususnya di Bahodopi. Keberagaman yang kita miliki, baik suku, golongan, ras dan agama, jika mampu kelola dengan baik, akan menjadi sebuah kekuatan. Morowali akan jadi contoh bahwa toleransi di daerah ini begitu dijaga dengan baik. Tak hanya IMIP saja yang harus dikenal, tapi toleransi di daerah ini harus menjadi contoh," ujar Taslim.
Baca juga: Helikopter PT IMIP jatuh di Morowali

Sementara itu Senior Vice President PT IMIP Slamet V Panggabean mengatakan gedung Gereja Oikoumene IMIP ini akan menjadi tempat pembinaan kerohanian bagi karyawan yang beragama Kristen. Pembinaan kerohanian bagi karyawan sangat penting untuk dilakukan supaya menjadi pegangan bagi mereka untuk selalu mengasihi sesama karyawan.

"Keberadaan Gereja Oikoumene IMIP ini diharapkan bisa menampung terutama jemaat karyawan IMIP atau masyarakat sekitar yang selama ini harus ke Bungku untuk beribadah. Tujuan selanjutnya pendirian gereja ini adalah mendekatkan tempat ibadah untuk para karyawan yang punya keinginan mengikuti ibadah namun karena tanggungjawab pekerjaan, para karyawan ini tidak bisa meninggalkan tugasnya sehingga dengan adanya sarana ini pemenuhan kebutuhan rohaniah mereka tetap bisa berjalan berdampingan dengan tanggung jawab pekerjaan," urai Slamet.

Pewarta: Rolex Malaha
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020