Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan PDI Perjuangan melalui rapat kerja nasional perdana tahun ini siap mempromosikan kekayaan nusantara yang sedemikian beragam.

"Indonesia dengan alam raya yang begitu indah, sebuah zamrud khatulistiwa," katanya, di sela mengecek persiapan Rakernas I tahun 2020 PDI Perjuangan, di JIExpo, Jakarta, Kamis.

Menurut dia, Indonesia memiliki kekayaan yang begitu melimpah yang harus dipromosikan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, misalnya untuk sektor pariwisata.

Bukan kekayaan alam saja, kata dia, Indonesia juga memiliki kekayaan nilai spiritualitas, keanekaragaman budaya, tanaman untuk obat-obatan herbal, hingga teknologi terapan yang telah ditemukan.

"Segala sesuatunya kalau kita lihat.dalam alam pikir dan alam rasa positif akan menjadi
indah. Ini yang akan ditampilkan PDI Perjuangan mensyukuri awal 2020, di mana Presiden Jokowi mencanangkan Indonesia maju," katanya.

Hasto juga mengingatkan bahwa bangsa Indonesia pernah memiliki jalur rempah yang tercatat dalam sejarah sebagai bangsa yang besar dan membangun peradaban.

Untuk memperkaya wawasan khasanah kuliner masyarakat, terutama kader PDI Perjuangan, dibagikan pula buku "Mustika Rasa" yang berisi resep masakan nusantara.

Buku yang dikenal sebagai "kitab" resep masakan warisan zaman Presiden Soekarno itu diterbitkan pertama kali pada 1967.

Khazanah kuliner merupakan kekayaan nusantara yang begitu besar, kata Hasto, sehingga diperlukan waktu sampai tujuh tahun untuk menyusun buku tersebut.

"Ini yang penting ada buku 'Mustika Rasa'. Yang mencerminkan bagaimana Indonesia begitu kaya. Inilah jalan berdikari kita. Kalau kita fokus dalam pangan dari hulu ke hilir, ini akan jadi kekuatan Indonesia," katanya.

Baca juga: Hasto tanggapi santai cuitan Andi Arief

Baca juga: OTT KPK dikaitkan soal PAW, Hasto: PAW tak ada negosiasi

Baca juga: Hasto: Sejak awal PDI Perjuangan tak kompromi dengan korupsi

Baca juga: Angkat isu jalur rempah, Hasto akui PDIP melawan arus

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020