Jakarta (ANTARA/JACX) - Sebuah unggahan di media jejaring sosial Facebook yang dibagikan pada 2 Desember 2019 mencatutkan nama Institut Teknologi dan Bisnis Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (ITB Stikom) Bali yang dituduh terlah terpapar ISIS.

Dalam unggahan yang sudah dibagikan hingga 153 kali pada Senin (9/12) siang itu, terdapat narasi yang memuat empat poin argumen yang seakan memperkuat tuduhan penyebaran paham radikalisme di kampus tersebut.

Dalam salah satu poinnya, sang pengunggah menyebut tiga mobil operasional di kampus ITB Stikom Bali yang semuanya memiliki nomor plat DK 1515 menjadi bukti sekolah tinggi tersebut telah dipengaruhi paham ISIS.

Selain mendapatkan 284 respon, unggahan tersebut juga sudah dikomentari oleh 68 orang.

Cek fakta: Menurut BIN, ada yang putarbalikkan fakta jadi hoaks agar rakyat resah
 
Tangkapan layar informasi bohong soal radikalisme di Stikom Bali (Facebook.com)


Penjelasan:
Dari informasi yang dihimpun ANTARA di Jakarta pada Senin, unggahan soal radikalisme di Stikom Bali pertama kali dibagikan di Facebook, pada 28 November 2015.

Kiriman di Facebook pada empat tahun lalu tersebut bukan hanya mencantumkan narasi melainkan juga menyertakan foto tiga mobil berplat nomor DK 1515 dengan nomor seri belakang yang berbeda.

Pada 29 November 2015, narasi tentang kampus ITB Stikom Bali yang terpapar ISIS kembali dibagikan di media sosial besutan Mark Zuckerberg itu.

Satu pemilik akun Facebook terlihat membagikan narasi tersebut ke lima grup berbeda.  

Jajaran ITB Stikom Bali dalam berita ANTARA berjudul "ITB Stikom Bali dan informasi hoaks bermuatan SARA" menyebutkan unggahan di Facebook pada awal Desember 2019 itu, merupakan hoaks lama yang dimunculkan kembali.

Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar-ITB Stikom Bali I Made Bandem di Denpasar, pada Selasa (3/12), menjelaskan persebaran informasi bohong yang berisi isu SARA itu tidak hanya mencakup media sosial. Hoaks tersebut juga telah sampai ke komunitas agama.

"Kegaduhan dari informasi palsu bermuatan adu-domba itu mesti disadari bukan semata-mata ingin menghancurkan nama baik dan prestasi ITB Stikom Bali, tapi ditujukan sebagai upaya memecah-belah kebersamaan, kerukunan dan kedamaian di Bali, dan itu sangatlah berbahaya karena bisa menimbulkan konflik di tataran akar rumput," kata I Made Bandem.

Sementara, Wakil Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar Marlowe Bandem menegaskan akan bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk mencari tahu motif pemunculan kembali hoaks lama tersebut.

"Pertanyaannya kemudian dan itu juga ditanyakan oleh banyak pihak adalah, kenapa memosting ulang konten lama dari 28 November 2015 dan menyamarkannya sebagai konten baru?" kata Marlowe.

Bilamana ditemukan unsur-unsur kesengajaan untuk mendiskreditkan dan merugikan ITB Stikom Bali secara moral maupun material, kami akan berkoordinasi dengan mitra lembaga bantuan hukum untuk menempuh jalur hukum," ujar Marlowe.

Klaim: ITB Stikom Bali terpapar ISIS
Rating: Salah/Hoaks

Cek fakta: Kabareskrim: pelaku penyebar SARA berbahaya bagi masyarakat

Cek fakta: Diskominfosandi Kota Bekasi siapkan kanal klarifikasi hoaks

Cek fakta: Lemhannas: isu SARA masih jadi ancaman pilkada


 

Pewarta: Tim JACX dan Kominfo
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019