BMKG menyatakan tidak ada potensi anomali iklim pada 2020 yang berdampak pada curah hujan di Tanah Air, baik di Samudera Hindia maupun Samudera Pasifik. 
Jakarta (ANTARA/JACX) - Sebuah video berjudul 'BMKG "Global warming 2019 2022", Jika Benar Tahun Ini Maka Dajjal Tidak Lama Lagi Akan Keluar' beredar di Youtube sejak 15 April 2019.

Video berdurasi 7 menit dan 44 detik itu, hingga Selasa (19/11) telah ditonton sebanyak 553.380 kali dan disukai sebanyak 5.900 orang.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada menit 1:21, dinarasikan telah memprediksi terjadinya kekeringan panjang yang berlangsung pada 2019 hingga 2022. 

Berikut kutipan yang termuat dalam unggahan video tersebut: "Pada 2016, ada yang mengabarkan kenaikan suhu bumi dan prediksi kemarau panjang, yang akan melanda dunia setelah 2019 selama tiga tahun berturut-turut. BMKG telah memperkirakan kekeringan panjang akan dimulai tahun 2019-2022." 

Kiriman yang telah dikomentari 651 orang itu, dalam narasinya turut menghubungkan fenomena kekeringan dengan masa-masa keluarnya Dajjal.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Dajal merupakan setan berupa raksasa, yang datang ke dunia apabila kiamat sudah dekat.

"Betapa dekatnya masa-masa keluarnya Dajjal dengan seluruh fenomena pemanasan global. Bencana kekeringan dan banjir yang bersamaan, gempa bumi dan tanah longsor yang terus beriringan, badai topan dan angin kencang yang memporak-porandakan bangunan, meningkatnya suhu bumi hingga titik derajat tertinggi yang menimbulkan kematian secara massal. Kesemuanya adalah bagian dari akibat yang ditimbulkan oleh pemanasan global," kata narator pada video tersebut.

Klaim: BMKG prediksi terjadi kemarau panjang bertahun-tahun
Rating: Salah/Disinformasi

Penjelasan:
BMKG melalui keterangan tertulis yang diterima Antara pada Senin (18/11), membantah narasi soal kekeringan panjang yang dimuat dalam video unggahan akun Youtube dengan jumlah pengikut sebanyak 317 ribu itu.

Instansi pemantau iklim dan cuaca Indonesia tersebut menjelaskan tidak ada potensi anomali iklim pada 2020 yang berdampak pada curah hujan di Tanah Air, baik di Samudera Hindia maupun Samudera Pasifik. 

Hasil prediksi BMKG tersebut serupa dengan perkiraan NOAA dan NASA (Amerika) serta JAMSTEC (Jepang).

"Untuk 2019, El Nino lemah telah berakhir pada Juli lalu, dan kondisi netral ini masih berlanjut hingga di penghujung tahun," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sebagaimana dikutip dari berita Antara berjudul 'BMKG sebut tidak ada indikasi El Nino kuat pada 2020'.

Musim kemarau umumnya akan dimulai pada April-Mei hingga Oktober 2020. Sedangkan musim kemarau pertama di wilayah dekat ekuator, di antaranya Aceh, Sumatera Utara, dan Riau, akan dimulai pada Februari-Maret 2020.

"Sehingga tetap perlu diwaspadai untuk potensi kondisi kering, yang dapat berdampak kebakaran hutan dan lahan di awal tahun pada wilayah dekat ekuator tersebut," ujar Dwikora.

Cek fakta: BMKG: Tidak benar isu kekeringan panjang dan El-Nino pada 2020

Cek fakta: BMKG ingatkan hujan disertai petir di Jaksel dan Jakbar pada Selasa

Cek fakta: BMKG peringatkan hujan dan angin kencang di Jawa, Sumatera, Kalimantan

Cek fakta: BMKG keluarkan peringatan dini cuaca ekstrem Papua dan Papua Barat







 

Pewarta: Tim JACX
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2019