Pesawat yang ditemukan di Merauke merupakan bagian dari pertempuran Port Moresby, 3 Februari 1942 hingga 17 Agustus 1943,
Jayapura (ANTARA) - Di Kampung Domande, Kabupaten Merauke, Papua ada serpihan pesawat tempur sisa Perang Dunia ke-II yang ditemukan warga setempat.

Peneliti senior dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto di Kota Jayapura, Sabtu, mengatakan pesawat yang ditemukan di Merauke merupakan pesawat pengebom Jepang G4M2 Mitsubishi yang digunakan pada perang Pasifik atau Perang Dunia II.

"Pesawat yang ditemukan di Merauke merupakan bagian dari pertempuran Port Moresby, 3 Februari 1942 hingga 17 Agustus 1943," sebutnya.

Kala itu, tambah dia Jepang berusaha menguasai Port Moresby dan Merauke untuk dijadikan batu loncatan menyerang Darwin, Australia.

"Namun hingga Perang Dunia II berakhir, Jepang tidak berhasil menguasai Port Moresby, Merauke dan Darwin," lanjut Hari.

Secara terpisah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke dalam hal ini Ketua Bidang Kebudayaan Seksi Kelestarian Cagar Budaya dan Museum, Ramly Mandesy mengungkapkan berdasarkan cerita dari warga setempat, pada masa itu terlihat pesawat tempur yang hampir setiap hari meraung-meraung melintas di atas kampung bagaikan saling kejar-kejaran satu sama lainnya di atas Muara Kali Mbian.

Pada suatu ketika atau tidak diketahui hari dan tanggalnya, salah satu dari pesawat-pesawat tersebut jatuh diatas hutan di pesisir pantai Kampung Domande.

"Padahal sebelumnya tidak terdengar suara tembakan atau bunyi letusan, tapi tiba-tiba bunyi sesuatu yang cukup keras (bukan ledakan) jatuh dari atas dan menabrak pepohonan," ujarnya.

Hingga beberapa waktu kemudian, penduduk setempat perlahan-lahan mendekati ke lokasi jatuhnya pesawat dan mereka terkejut melihat pesawat yang tadi di atas lagi terbang ada di atas dahan-dahan pohon yang ikut jatuh.

"Rupanya ada tiga orang kulitnya putih seperti orang Cina keluar dari dalam pesawat itu. Wargapun takut dan lari bersembunyi tinggalkan lokasi. Beberapa hari kemudian warga kembali ke lokasi, hanya ada pesawat yang tidak ada orangnya hingga kini," jelasnya.

"Diperkirakan pesawat itu kehabisan BBM atau mengalami kerusakan mesin. Dan itu diduga pesawat milik Jepang ungkap warga setempat. Yang dulunya di lokasi pesawat itu di hutan, kini jadi pesisir pantai," sambungnya.

Menurut dia, pihaknya sudah beberapa kali melakukan tinjau lapangan, lalu berdialog dengan warga setempat dan telah membuat program untuk tahun 2020 lewat kegiatan Survey Benda Budaya.

"Direncanakan surveynya di Distrik Malind, Kurik, dan Merauke. Objek yang menjadi sasaran adalah tinggalan arkeologi atau Cagar Budaya berupa Situs Pesawat Tempur Domande, Situs Proyek Padi Kumbe, Situs Koloni Rumah Rayap Tanah Disalol 2, Temuan Dugaan Mobil Tempur dekat sumur bor, Situs Leprosarium dan lainnya," terangnya.

Tentunya, kata dia diperlukan kerjasama dengan tenaga-tenaga Ahli Arkeolog dari Balai Arkeologi Papua agar bisa dilakukan penelitian lebih lanjut dan baik.

"Kami sangat berharap dukungan dari instansi terkait dan masyarakat Merauke yang kiranya banyak miliki referensi data terhadap situs-situs tersebut demi kelestarian sejarah masa lalu di Bumi Animha, yang sudah hampir hilang atau punah," jelasnya.

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019