Tangerang (ANTARA) - Aksi Cepat Tanggap atau ACT saat ini membangun 100 shelter atau tempat penampungan sementara korban bencana di Maluku dari total 1.000 shelter yang direncanakan.

Kepala Cabang ACT Banten Aat Soihat di Tangerang, Senin menjelaskan shelter yang dibangun berukuran 1x5 meter. Pada akhir bulan ini, shelter tersebut ditargetkan selesai dan dilakukan proses penyerahan.

"Untuk tahap awal, 100 shelter kita sudah bangun dan sekarang sedang proses. Pada akhir bulan ini akan selesai dan akan kami berikan kepada warga," ujarnya saat ditemui usai acara penyerahan bantuan 10.000 kotak susu dari Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Provinsi Banten di Hotel Novotel Tangerang.

Aat menuturkan, anggaran pembangunan shelter berasal dari donatur dan juga dana cadangan ACT. Pihaknya pun membuka peluang kerjasama dengan pihak lain yang ingin membantu.

Kemudian, pihaknya juga menuturkan bila warga di Maluku dan Wamena masih banyak membutuhkan bantuan akibat gempa bumi dan peristiwa kemanusiaan lainnya.

Misalnya saja dapur umum, sembako, alat mandi dan makanan siap saji. ACT yang selama ini melakukan pendampingan dan menyalurkan bantuan, membuka peluang bagi pihak donatur.

"Rencananya pada akhir bulan akan kirim 1000 ton logistik dan 10 ton dari banten. Ini semua adalah bagian dari sumbangsih donatur," paparnya.

Sekretaris Jendral IIndonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Provinsi Banten, Doddy Pribadi mengatakan, penyaluran bantuan untuk kepedulian sosial akan terus dilakukan.

Hal ini adalah bentuk dari kepedulian yang dilakukan. Beberapa waktu lalu, pihaknya pun menyalurkan bantuan ketika tragedi tsunami di Banten.
Baca juga: Kementerian LHK: Masyarakat Maluku tangguh hadapi bencana
Baca juga: Rumah rusak akibat gempa Maluku 6.184 unit
Baca juga: BNPB galang dana untuk korban gempa di Maluku

Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019