Denpasar (ANTARA) - Tim "Madyapadma Journalistic Park" SMAN 3 Denpasar, Bali, berhasil meraih medali perak dalam ajang "Macao International Innovation and Invention Expo (MIIIE)" 2019 di Macao, China, berkat riset pemanfaatan sampah label plastik dan cangkang keong mas.

"Di even kompetisi penelitian MIIIE 2019 ini, Madyapadma meloloskan satu tim. Kami tergabung dalam tim INNOPA (Indonesian Invention and Innovation Promotion Asociation) yang terdiri dari tiga tim yaitu SMAN 3 Denpasar, Universitas Diponegoro dan Universitas Riau," kata I Nyoman Nova Aditya, selaku ketua kelompok riset ini, dikonfirmasi dari Denpasar, Rabu.

Baca juga: Ratusan peneliti muda ikuti perkemahan ilmiah remaja di Temanggung

Macao International Innovation and Invention Expo 2019 diikuti oleh 326 tim peserta yang berasal dari 12 negara lainnya. Berlangsung tanggal 10-13 Oktober 2019 di The Venetian, Macao.

Disambut dengan gemerlap dan megahnya Macao, satu tim Madyapadma yang terdiri atas I Nyoman Nova Aditya, Ni Made Yani Savitri, Yadnya Cakra Cyntia Dewi, Ni Komang Kartika, Ni Putu Diva Iswarani, dan Dewa Ayu Putu Kanianita Sanjaya, dengan bangga berpartisipasi melalui riset yang berjudul "Onyang, Pemanfaatan Sampah Label Plastik dan Cangkang Keong Mas (Pomacea Canaliculata)".

Baca juga: 1.000 peserta ikuti Perkemahan Ilmiah Remaja XVIII Banyuwangi

"Jadi Onyang itu adalah sebuah produk yang dapat digunakan sesuai arti dari nama produk ini yaitu 'Segalanya', Onyang ini dibuat dari sampah label plastik yang masih belum dimanfaatkan serta cangkang keong mas yang menjadi hama padi," ujar Nova.

Meski nyatanya Macao bukanlah target awal destinasi kelompok ini, namun mereka membulatkan tekad untuk menakluki negeri kasino ini.

Baca juga: LIPI dorong peningkatan jumlah peneliti via PIRN

"Jadi awal tujuan riset ini ke Korea, tetapi akhirnya batal karena ketabrakan sama Ulangan Akhir Semester di sekolah. Nah, pas juga pembina kita kasi tawaran buat pergi ke Macao, kami berenam memutuskan untuk ikut lomba di Macao," kenang laki-laki yang juga menjabat sebagai salah satu pengurus FPR (Forum Peneliti Remaja) Kota Denpasar ini.

Menurut Nova, produk Onyang merupakan komposit yang dapat digunakan sebagai pengganti berbagai material pembuat bangunan seperti dinding bangunan, plafon, lantai dan sebagainya.

Onyang terbuat dari sampah label plastik yang tidak banyak digunakan dan cangkang keong mas yang menjadi hama padi. "Onyang ini bisa dijadikan keramik dinding yang bercita rasa art (seni-red)," katanya.

Tekad mereka pun diuji dengan segala tantangan dan kendala dalam masa perampungan riset ini. Mulai dari hilangnya sampah label plastik yang telah dikumpulkan, tak malu untuk dipandang sebagai pemulung, hingga betapa sulitnya membuat produk display sebanyak 190 layer.

Kendati demikian, kerja sama dan kerja keras mereka pun terbayarkan dengan medali perak dan dua special award dari Hongkong serta North University - Kamboja yang berhasil diboyong pulang oleh tim Madyapadma.

"Dari aku pribadi, belum puas sih sebenarnya, karena melihat dari persiapan kita yang belum matang, karena banyak banget ada kegiatan Madyapadma lainnya, jadi kurang fokus untuk persiapanm," ujarn Ni Putu Diva Iswarani (16), gadis yang menjabat sebagi Ketua Desk Technopreneur, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), dan Hubungan Internasional (HI) Madyapadma.

Di samping itu, gadis yang mengemban tugas sebagai salah satu pengurus FPR Kota Denpasar ini berharap pada riset-riset Madyapadma selanjutnya dapat selalu memacu diri untuk gencar menapaki belahan-belahan dunia baru lainnya.

Tak hanya itu, Ni Made Yani Savitri Devi (16), selaku Pemimpin Umum Madyapadma sekaligus Wakil Ketua FPR Kota Denpasar sangat mengharapkan produk Onyang dapat terus berkembang dan menjadi solusi bagi perkara sampah di lingkungan Indonesia.

"Aku harap Onyang dari segi fungsinya bisa mencakup lebih luas lagi, kita juga berharap ke depannya lewat Onyang kita dapat membangun kerja sama dengan bank sampah, sehingga sampah label plastik yang dibuang itu ada nilai gunanya," ujar Yani Savitri.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019