Pontianak (ANTARA) - Kapolda Kalbar, Irjen. Pol. Drs. Didi Haryono mengajak mahasiswa Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP) sebagai penyambung informasi dan pencerah informasi untuk mencegah Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).

"Para mahasiswa adalah generasi muda dan memiliki peran penting dalam tatananan masyarakat. Oleh karena itu kita mendorong dan meminta ketika kembali ke lingkungannya atau daerahnya bisa memberikan informasi bahaya Karhutla," ujarnya saat memberikan sambutan dalam kegiatan Investival Syariah dan penandatanganan kerja sama antara Polda dan UMP, Rabu.

Apalagi kata dia, di UMP para mahasiswa dari 14 kabupaten atau kota di Kalbar. Sehingga dengan penyebaran asal daerah penyampaian informasi semakin maksimal.

"Pencegahan Karhutla harus melibatkan semua pihak termasuk mahasiswa ini. Kita harapkan pada 2020 mendatang kita zero Karhutal," papar dia.

Baca juga: Kapolda Kalbar : 504.000 warga terdampak ISPA

Baca juga: Polda Kalbar tangani 99 kasus Karhutla

Baca juga: Desa Mandiri solusi karhutla sekitar kebun


Di hadapan para mahasiswa, Kapolda memaparkan bahwa dampak Karhutla sangat luas dan sangat berbahaya. Dari sisi kesehatan kata dia yang terdata tahun 2019 ini ada 15 ribu orang terpapar ISPA.

"Dari sisi ekonomi ratusan miliar Rupiah alami kerugian, distribusi barang dan mobilitas baik melalui laut dan udara terganggu. Kembali, Karhutla berdampak luas. Penyebab Karhutla 99,99 persen ulah manusia. Mari kita cegah bersama," jelas dia.

Pada kesempatan itu Kapolda mempersilakan mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi. Namun menurutnya semua harus sesuai aturan yang berlaku.

"Sampaikan aspirasi terencana, jangan ikut-ikutan, apalagi terprovokasi dan harus ikut aturan yang ada," kata dia.

Tak lupa pada kesempatan itu Kapolda mengajak para mahasiswa dan civitas UMP untuk tidak menyebar berita bohong atau hoaks. Hal itu tentu selain merugikan diri sendiri juga bisa memecah belah dan bisa berhadapan dengan hukum. Menurutnya tugas bersama untuk tidak menyebar kebencian dan mahasiswa sebagai generasi bangsa bisa menjadi pelopornya.

"Saat ini penting bagi kita bersama mencegah hoaks. Jangan membagikan berita hoaks karena akan berhadapan dengan hukum," ingatkan dia.

Pewarta: Dedi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019